PELAKSANAAN SHALAT LIMA WAKTU
A.
Pengertian
Shalat
Shalat ialah berharap hati kepada
Allah sebagai ibadah, dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan di dalam beberapa
perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam
serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan syara’.
B.
Syarat
Wajib Shalat
1. Islam
2. Baligh
3. Berakal
4. Suci
dari haid dan nifas
5. Telah
mendengar dakwah Islam
C.
Syarat Sah
Shalat
1. Suci
dari hadats kecil dan besar
2. Suci
badan, pakaian dan tempat dari najis
3. Menutup
aurat. Bagi laki-laki, antara pusat dan lutut; sedang perempuan seluruh badan,
kecuali muka dan kedua telapak tangan
4. Masuk
waktu yang telah ditentukan
5. Menghadap
kiblat
6. Mengetahui
antara fardhu dan sunah
7. Menjauhi
perkara yang membatalkan shalat
D.
Rukun
Shalat
- Niat
- Takbiratul ihram
- Berdiri tegak bagi yang kuasa
- Membaca surah Al-Fatihah pada tiap-tiap rakaat
- Rukuk dengan tumakninah
- I’tidal dengan tumakninah
- Sujud dua kali dengan tumakninah
- Duduk di antara dua sujud dengan tumakninah
- Duduk tasyahud akhir dengan tumakninah
- Membaca tasyahud akhir
- Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw. ketika tasyahud akhir
- Membaca salam yang pertama
- Tertib. Berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut
E.
Yang
Membatalkan Shalat
- Berhadats
- Terkena najis yang tidak dimaafkan
- Berkata dengan sengaja walau satu huruf yang memberi pengertian
- Terbukanya aurat, apabila tidak ditutup seketika
- Mengubah niat. Misalnya ingin memutuskan shalat
- Makan atau minum walaupun sedikit
- Bergerak berturut-turut tiga kali dalam satu rukun
- Melompat dengan keras walaupun sekali
- Membelakangi kiblat
- Menambah rukun yang berupa perbuatan. Seperti rukuk dan sujud
- Tertawa terbahak-bahak
- Mendahului imam dengan dua rukun fi’li dan tertinggal dua rukun fi’li tanpa uzur
- Murtad (keluar dari Islam)
F.
Sunah
Dalam Melakukan Shalat
- Sunah Ab’adh
1) Membaca
tasyahud awal
2) Membaca
shalawat pada tasyahud awal
3) Membaca
shalawat atas keluarga Nabi Saw. pada tasyahud akhir
4) Membaca
qunut pada shalat shubuh dan shalat witir pada pertengahan hingga akhir
Ramadhan
- Sunah Hai’at
1) Mengangkat
kedua belah tangan ketika takbiratul ihram, ketika akan rukuk, ketika i’tidal,
dan ketika berdiri dari tahiyat awal
2) Meletakkan
telapak tangan yang kanan di atas pergelangan yang kiri ketika bersedekap
3) Membaca
do’a iftitah setelah takbiratul ihram
4) Membaca
ta’awwudz
5) Membaca
amin sesudah membaca Fatihah
6) Membaca
surah Al-Qur’an pada dua rakaat permulaan (rakaat pertama dan kedua) setelah
memaca Fatihah
7) Mengeraskan
bacaan Fatihah dan surah pada rakaat pertama dan kedua pada shalat maghrib,
isya’ dan shubuh selain makmum
8) Membaca
takbir ketika gerakan naik turun
9) Membaca
tasbih ketika rukuk dan sujud
10) Membaca
“Sami’allahu liman hamidah” ketika bangkit dari rukuk dan membaca “Rabbana
lakal hamdu ...” ketika i’tidal
11) Meletakkan
telapak tangan di atas paha pada waktu duduk tasyahud awal dan akhir, dengan
membentangkan jari-jari tangan kiri dan menggenggamkan yang kanan kecuali jari
telunjuk
12) Duduk
iftirasy dalam semua duduk shalat
13) Duduk
tawarruk (bersimpuh) pada waktu duduk tasyahud akhir
14) Membaca
salam yang kedua
15) Memalingkan
muka ke kanan dan ke kiri masing-masing waktu membaca salam yang pertama dan
kedua
G.
Perbuatan
Makruh Dalam Shalat
- Menaruh telapak tangannya di dalam lengan bajunya ketika takbiratul ihram, rukuk dan sujud
- Menutup matanya rapat-rapat
- Terbuk kepalanya
- Bertolak pinggang
- Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan
- Memejamkan mata
- Menengadah ke langit
- Menahan hadats
- Berludah
- Mengerjakan shalat di atas kuburan
- Melakukan hal-hal yang mengurangi kekhusyukan shalat
H.
Perbedaan
Laki-laki dan Perempuan Dalam Shalat
No.
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
1
|
Merenggangkan
dua siku tangnnya dari kedua lambungnya waktu rukuk dan sujud
|
Merapatkn
satu anggota kepada anggota lainnya
|
2
|
Waktu
rukuk dan sujud mengangkat perutnya dari dua pahanya
|
Meletakkan
perutnya pada dua tangan/sikunya ketika sujud
|
3
|
Menyaringkan
suaranya/bacaannya pada shalat jahr
|
Merendahkan
suaranya/bacaanya di hadapan laki-laki lain, yakni yang bukan muhrimnya
|
4
|
Bila
membertahu sesuatu kepada imam maka membaca tasbih, yakni “Subhanallah”.
|
Bila
membertahu sesuatu kepada imam dengan bertepuk tangan, yakni tangan yang
kanan dipukulkan pada punggung telapak tangan kiri
|
5
|
Aurat
laki-laki dalam shalat adalah anggota badan antara pusat dan lutut
|
Aurat
perempuan dalam shalat adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan kedua belah
telapak tangan
|
I.
Tata Cara
Melaksanakan Shalat Lima Waktu
- Cara-cara Mengerjakan Shalat
1) Berniat
Berdiri tegak menghadap kiblat dan
niat mengerjakan shalat. Niat shalat menurut shalat yang dikerjakan, misalnya
shalat shubuh. Niat shalat dalam hati, dan untuk memudahkan maka dapat
dilafalkan dalam bentuk “Ushalli”.
أُصَلِّىْ
فَرْضَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا/إِمَامًا
ِللهِ
تَعَالىٰ
Saya menyengaja shalat fardhu shubuh
dua rakaat menghadap kiblat mengikut imam/menjadi imam karena Allah Ta’ala
أُصَلِّىْ
فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا/إِمَامًا
ِللهِ
تَعَالىٰ
Saya menyengaja shalat fardhu zhuhur
empat rakaat menghadap kiblat mengikut imam/menjadi imam karena Allah Ta’ala
أُصَلِّىْ
فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ
الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا/إِمَامًا ِللهِ
تَعَالىٰ
Saya menyengaja shalat fardhu ‘ashar
empat rakaat menghadap kiblat mengikut imam/menjadi imam karena Allah Ta’ala
أُصَلِّىْ
فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلاَثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ
الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا/إِمَامًا ِللهِ
تَعَالىٰ
Saya menyengaja shalat fardhu
maghrib tiga rakaat menghadap kiblat mengikut imam/menjadi imam karena Allah
Ta’ala
أُصَلِّىْ
فَرْضَ الْعِشَاءِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ
الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُوْمًا/إِمَامًا ِللهِ
تَعَالىٰ
Saya menyengaja shalat fardhu ‘isya
empat rakaat menghadap kiblat mengikut imam/menjadi imam karena Allah Ta’ala
2) Takbiratul
Ihram
Takbiratul Ihram dengan mengangkat
kedua tangan seraya membaca “Allahu Akbar”.
أَللهُ
أَكْبَرُ
3) Doa
Iftitah
Setelah takbiratul ihram kedua belah
tangan disedekapkan pada dada. Kemudian membaca doa iftitah
- Bacaan Do’a Iftitah
أَللهُ
أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ
كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ
بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً
Allah Mahabesar lagi sempurna
kebesran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah, puian yang banyak, dan
Mahasuci Allah di waktu pagi dan petang.
إِنِّىْ
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِىْ فَطَرَ السَّمٰوَاتِ وَاْلأَرْضَ حَنِيْفًا مُسْلِمًا
وَّمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ
Sesungguhnya aku menghadapkan
wajahku (hatiku) kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan
lurus penuh kepasrhan dan aku bukanlah dari golongan kaum musyrikin.
إِنَّ
صَلاَتِىْ وَنُسُكِىْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِىْ ِللهِ
رَبِّ الْعَالِمِيْنَ
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup
dan matiku hanya untuk Allah Tuhan seluruh alam.
لاَشَرِيْكَ
لَهُ وَبِذٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan
itu aku diperintahkan (untuk tidak menyekutukan-Nya). Dan aku dari golongan
orang muslimin.
- Surah Al-Fatihah
بِسْمِ
اللهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ ÇÊÈ
1. Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
أَلْحَمْدُ ِللهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ÇËÈ
2. Segala
puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam
اَلرَّحْمٰنِ
الرَّحِيْمِÇÌÈ
3. Yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang
مٰلِكِ
يَوْمِ الدِّيْنِÇÍÈ
4. Pemilik
hari pembalasan
إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُÇÎÈ
5. Hanya
kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan
إِهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَÇÏÈ
6. Tunjukilah
kami jalan yang lurus
صِرَاطَ
الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلآَ
الضَّآلِّيْنَ ÇÐÈ
7. Jalan
orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai,
dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat.
آمِيْنَ
Semoga Allah memperkenankan
- Surah-surah Pendek dan Mudah Dihafal
Apabila pada rakaat pertama surah
yang dibaca al-Kafirun, maka pada rakaat kedua surah al-Ikhlash. Dan apabila
pada rakaat pertama surah al-Falaq, maka pada rakaat kedua surah an-Nas.
Berikut ini di antara surah-surah
pendek tersebut berserta terjemahnya.
1) Surah
Al-Kafirun
بِسْمِ
اللهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang
قُلْ
يٰآأَيُّهَالْكٰفِرُوْنَ ÇÊÈ
1. Katakanlah:
Hai orang-orang kafir,
لآَ
أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ
ÇËÈ
2. aku
tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
وَلآَ أَنْتُمْ
عٰبِدُوْنَ مَآ أَعْبُدُ ÇÌÈ
3. dan
kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
وَلآَ أَنَاO
عٰبِدٌ مَّا عَبَدْتُمْ ÇÍÈ
4. dan
aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
وَلآَ أَنْتُمْ
عٰبِدُوْنَ مَآ أَعْبُدُ ÇÎÈ
5. dan
kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah.
لَكُمْ
دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ÇÏÈ
6. untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku.
2) Surah
Al-Ikhlash
بِسْمِ
اللهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang
قُلْ
هُوَ اللهُ
أَحَدٌÇÊÈ
1.
Katakanlah:
Dia-lah Allah, yang Maha Esa
ا$للهُ
الصَّمَدُÇËÈ
2.
Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
لَمْ
يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْÇÌÈ
3.
Dia tiada
beranak dan tidak pula diperanakkan,
وَلَمْ
يَكُنْ لَـهٗ
كُفُوًا أَحَدٌÇÍÈ
4.
dan tidak
ada seorangpun yang setara dengan Dia.
3) Surah
Al-Falaq
بِسْمِ
اللهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang
قُلْ
أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِÇÊÈ
1.
Katakanlah:
"Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh,
مِنْ
شَرِّ مَا خَلَقَÇËÈ
2.
dari
kejahatan makhluk-Nya,
وَمِنْ
شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَÇÌÈ
3.
dan dari
kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
|
4.
dan dari
kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul
وَمِنْ
شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَÇÎÈ
5.
dan dari
kejahatan pendengki bila ia dengki.
4) Surah
An-Nas
بِسْمِ
اللهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih,
Maha Penyayang
قُلْ
أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِÇÊÈ
1.
Katakanlah:
"Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara/menguasai) manusia.
مَلِكِ
النَّاسِÇËÈ
2.
|
إِلهِ
النَّاسِÇÌÈ
3.
sembahan
manusia.
مِنْ
شَرِّ الْوَسْوَاسِ اْلخَنَّاسِÇÍÈ
4.
dari
kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
ا$لَّذِىْ
يُوَسْوِسُ فِىْ صُدُوْرِ النَّاسِÇÎÈ
5.
yang
membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
مِنَ
اْلجِنَّةِ وَالنَّاسِÇÏÈ
6.
dari
(golongan) jin dan manusia.
- Rukuk
Selesai membaca surah, lalu
mengangkat kedua tangan setinggi telinga seraya membaca “Allahu Akbar” (takbir
intiqal), kemudian rukuk (badan membungkuk, kedua tangan memegang lutut dan
ditekukkan antara punggung dan kepala supaya rata). Setelah cukup sempurna
bacalah tasbih berikut 3x:
سُبْحَانَ
رَبِّيَ الْعَظِيْمِ
وَبِحَمْدِهٖ
Mahasuci Tuhanku Yang Maha Agung, dan dengan pujian
bagi-Nya
- I’tidal
Setelah naik rukuk, bangkitlah tegak
dengan mengangkat kedua belah tangan setentang telinga, seraya membaca:
سَمِعَ
اللهُ
لِمَنْ حَمِدَهٗ
Allah mendengar pujian orang yang
memuji-Nya
رَبَّنَا
لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمٰوَاتِ وَمِلْءُ اْلأَرْضِ وَمِلْءُ مَاشِئْتَ مِنْ شَيْئٍ
بَعْدُ
Ya Tuhan kami! Bagi-Mu segala puji
sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apapun sesuatu yang Engkau kehendaki
sesudah itu
- Sujud
|
سُبْحَانَ
رَبِّيَ اْلأَعْلى وَبِحَمْدِهٖ
Mahasuci Tuhanku Yang Maha Tinggi,
dan dengan pujian bagi-Nya
- Duduk antara Dua Sujud
Setelah sujud kemudian duduk serta
membaca “Allahu Akbar” (takbir intiqal). Dan ketika duduk membaca:
رَبِّ
اغْفِرْلِىْ وَارْحَمْنِىْ وَاجْبُرْنِىْ وَارْفَعْنِىْ وَارْزُقْنِىْ وَاهْدِنِىْ
وَعَافِنِىْ وَاعْفُ عَنِّىْ
Ya Allah! Ampunilah dosaku,
kasihilah aku, cukupkanlah kekuranganku, angkatlah derajatku, berilah rezki
kepadaku, berilah aku petunjuk, berilah kesehatan kepadaku, dan berilah ampunan
kepadaku
- Sujud Kedua
Sujud kedua (untuk shalat dua
rakaat) ketiga (untuk shalat tiga rakaat) dan keempat (untuk shalat empat
rakaat) dikerjakan seperti sujud yang pertama, baik caranya maupun bacaannya.
- Duduk Tasyahud/Tahiyat Awal
Pada rakaat kedua, kalau kita shalat
tiga rakaat atau rakaat, maka kita duduk untuk membaca tasyahud/tahiyat awal,
dengan duduk kaki kanan tegak dan telapak kaki kiri diduduki. Kemudian membaca:
اَلتَّحِيَّاتُ
الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ
ِللهِ
Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan
dan kebaikan itu kepunyaan Allah
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكَ أَيُّهَاالنَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبرَكَاتُهُ
Keselamatan atas engkau wahai Nabi
Muhammad, dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya
|
Keselamatan itu semoga tercurah untuk
kami dan atas semua hamba Allah yang shaleh
|
Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan
melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah
utusan Allah
|
Ya Allah! Limpahkanlah rahmat kepada
Nabi Muhammad
-
ٰٰ
وَعَلى
الِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Dan atas keluarga Nabi Muhammad
Cara duduk tahiyat akhir ialah:
a. Supaya
pantat langsung ke tanah, dan kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan
b. Jari-jari
kaki kanan tetap menekan ke tanah
|
|
كَمَا
صَلَّيْتَ عَلى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ
Sebagaimana telah Engkau beri rahmat
kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim
|
|
كَمَا
بَارَكْتَ عَلىٰ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ
Sebagaimana Engkau telah memberi berkah
kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim
فِى الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَجِيْدٌ
Di seluruh alam, sesungguhnya Engkau
sangat terpuji dan sangat mulia
- Salam
Selesai tahiyat akhir, kemudian salam
dengan menengok ke kanan dan ke kiri dengan membaca:
اَلسَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
Keselamatan dan rahmat Allah semoga
tetap tercurah pada kamu sekalian
Keterangan:
a. Waktu
membaca salam yang pertama, muka kita menengok ke kanan, dan waktu membaca
salam yang kedua muka kita menengok ke kiri
b. Dengan
salam ini maka berakhirlah shalat kita
- Doa Qunut
Apabila mengerjakan shalat shubuh,
maka pada rakaat yang kedua, pada waktu i’tidal berdiri tegak dari rukuk
setelah membaca “Rabbana lakal hamdu ...” lalu membaca qunut sebagai berikut:
اَللــهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِىْ
فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا أَعْطَيْتَ،
وَقِنِىْ بِرَحْمَتِكَ شَرَّ مَاقَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَيُقْضٰى عَلَيْكَ،
وَإِنَّهُ لاَيَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ.
Ya Allah! Berilah aku petunjuk
seperti orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan
seperti orang-orang yang telah Engkau beri kesehatan, pimpinlah aku bersama
orang-orang yang telah Engkau pimpin, berilah berkah pada segala apa yang telah
Engkau berikan kepadaku, peliharalah aku dengan rahmat-Mu dari kejahatan yang
Engkau pastikan, karena sesungguhnya Engkaulah yang menetapkan dan tidak ada
yang dapat menetapkan atas Engkau, dan sesungguhnya tidak akan hina orang-orang
yang telah Engkau kasihi.
|
Dan tidaklah akan mulia orang-orang
yang Engkau musuhi, Memberkatilah Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Luhurlah
Engkau, segala puji bagi-Mu atas segala yang telah Engkau pastikan, aku mohon
ampun dan kembali/bertaubat kepada-Mu, semoga Allah memberi rahmat kepada Nabi
Muhammad, keluarga dan sahabatnya dan keselamatan.
- Bacaan Zikir Sesudah Shalat
|
أَسْتَغْفِرُ
اللهَ الْعَظِيْمَx)
٣ (ا$لَّذِىْ
لآَ إلهَ
إلاَّ هُوَ اْلحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Saya mohon ampun kepada Allah Yang
Maha Agung (3x) yang tiada Tuhan melainkan Dia Yang Maha Hidup, Berdiri
Sendiri, dan saya bertaubat kepada-Nya.
|
|
Tidak ada tuhan yang wajib disembah
kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nyalah segala
kerajaan, dan bagi-Nyalah segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan mematikan,
dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Taslim
اَللـ<ـهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ
يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَاَدْخِلْنَا اْلجَنَّةَ دَارَ
السَّلاَمِ
Ya Allah! Engkau adalah Zat yang
mempunyai kesejahteraan dan daripada-Mulah kesejahteraan itu, dan kepada-Mulah akan
kembali lagi segala kesejahteraan itu, maka hidupkanlah kami ya Allah dengan
sejahtera. Dan masukkanlah kami ke dalam surga kampung kesejahteraan.
تَبَارَكْتَ
رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَااْلجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
Engkaulah Tuhan kami yang memberi
berkah dan Engkaulah Yang Maha Tinggi wahai Zat yang memiliki Keagungan dan
Kemuliaan.
Al-Fatihah
Ta’awwudz
أَعُوْذُ
بِاللهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Aku berlindung kepada Allah dari
tipu daya syaitan yang terkutuk
Basmalah
بِسْمِ
اللهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِÇÊÈ
1. Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
أَلْحَمْدُ ِللهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ÇËÈ
2. Segala
puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam
اَلرَّحْمٰنِ
الرَّحِيْمِÇÌÈ
3. Yang
Maha Pengasih, Maha Penyayang
مٰلِكِ
يَوْمِ الدِّيْنِÇÍÈ
4. Pemilik
hari pembalasan
إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُÇÎÈ
5. Hanya
kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolongan
إِهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَÇÏÈ
6. Tunjukilah
kami jalan yang lurus
صِرَاطَ
الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلآَ
الضَّآلِّيْنَ ÇÐÈ
7. Jalan
orang-orang yang Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang
dimurkai, dan bukan pula (jalan) mereka yang sesat.
|
|
|
وَإِلـهُكُمْ
إِلهٌ وَّاحِدٌ لآَ
إِلهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ
|
اَللهُ
لآَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ اْلحَيُّ
الْقَيُّوْمُ لاَتَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلاَنَوْمٌ لَّهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى اْلأَرْضِ مَنْ ذَاالَّذِىْ
يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ
مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلاَيُحِيْطُوْنَ بِشَيْئٍ مِنْ عِلْمِهٖٓ إِلاَّ
بِمَا شَآءَ
وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَاْلأَرْضَ وَلاَيَئُوْدُهٗ
حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ
Allah, tidak ada tuhan selain Dia,
Yang Maha Hidup, Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan
tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak
ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa
yang di hadapan mereka, yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui
sesuatu apapun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki.kursi-Nya meliputi
langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha
Tinggi lagi Maha Agung.
|
|
أللّهُمَّ
أَعِنَّا عَلى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Ya Allah, kami menyatakan pertolongan
untuk mengingat-Mu, mensyukuri nikmat-Mu, dan memperbaharui kehambaan ibadah pada-Mu
Tasbih 33x
سُبْحَانَ
اللهِ
x٣٣
Maha Suci Allah
Tahmid 33x
أَلْحَمْدُ
ِللهِ
x٣٣
Segala puji bagi Allah
Takbir 33x
أَللهُ
أَكْبَرُ
x٣٣
Allah Maha Besar
أَللهُ
أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ
كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ
بُكْرَةً وَّأَصِيْلاً
Allah Mahabesar lagi sempurna
kebesran-Nya, segala puji hanya kepunyaan Allah, puian yang banyak, dan
Mahasuci Allah di waktu pagi dan petang.
|
|
Tidak ada tuhan yang wajib disembah
kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nyalah segala
kerajaan, dan bagi-Nyalah segala pujian. Dialah yang menghidupkan dan
mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Haukalah
لاَحَوْلَ
وَلاَقُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ
Dan tidak ada daya upaya dan kuat
kuasa melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
- Doa Sesudah Shalat
أَعُوْذُ
بِاللهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
Aku berlindung kepada Allah dari
tipu daya syaitan yang terkutuk
بِسْمِ
اللهِ
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Dengan nama Allah Yang Maha
Pengasih, Maha Penyayang
أَلْحَمْدُ ِللهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهٗ
وَيُكَافِىْ مَزِيْدَهٗ .
Segala puji bagi Allah, tuhan
seluruh alam, dengan pujian yang sesuai dengan nikmat-nikmat-Nya dan memadai
dengan penambahan-Nya.
يَارَبَّنَا
لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمَ سُلْطَانِكَ.
Wahai Tuhan kami! Hanya pada-Mu
segala puji, sebagaimana pujian itu patut terhadap kemuliaan dan keagungan-Mu
serta keluhuran kerajaan-Mu.
|
|
Ya Allah! Limpahkanlah rahmat dan
kesejahteraan kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad.
رَبَّنَا
ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
الْخَاسِرِيْنَ.
Ya Tuhan kami! Kami telah menzalimi
diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmmat kepada
kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.
رَبَّنَا
لاَتُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا
Ya Tuhan kami! Janganlah Engkau
hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan.
رَبَّنَا
وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا
Ya Tuhan kami! Janganlah Engkau bebani
kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang
sebelum kami.
رَبَّنَا
وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا
أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
Ya Tuhan kami! Janganlah Engkau
pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami,
ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah
kami menghadapi orang-orang kafir.
|
|
Ya Allah! Sesungguhnya kami memohon
kepada-Mu semoga kami mendapat keselamatan dalam agama, kesehatan jasmani, bertambahnya
ilmu pengetahuan, keberkahan dalam rezeki, taubat sebelum kematian, mendapatkan
rahmat ketika menghadapi kematian, dan memperoleh ampunan setelah kematian. Ya
Allah! Ringankanlah atas kami ketika menghadapi huru-hara kematian, kebebasan
dari azab neraka, dan keampunan ketika perhitungan amal.
رَبَّنَا
لاَتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً
إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.
Ya Tuhan kami! Janganlah Engkau jadikan
hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau berikan petunjuk kepada kami,
dan karuniakanlah kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.
رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ
إِمَامًا
Ya Tuhan kami! Anugerahkan kepada
kami dari pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami, dan
jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.
رَبَّنَا
آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Ya Tuhan kami! Berikanlah rahmat
kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam
urusan kami.
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
|
|
|
وَصَلَّى
اللهُ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى الِهٖ
وَصَحْبِهٖ
أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى
الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Dan semoga Allah melimpahkan rahmat
kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarganya serta sahabatnya keseluruhan. Maha
Suci Tuhan mu, Tuhan Yang Maha Perkasa dari sifat yang mereka dustakan. Dan
selamat sejahtera bagi para rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh
alam.
RANTAI EMAS SILSILAH MAZHAB SYAFI’I
DI INDRAGIRI HILIR
A. Nasab Imam
Asy-Syafi’i
Idris, ayah
Imam Syafi'i tinggal di tanah Hijaz, ia merupakan keturunan dari al-Muththalib,
jadi dia termasuk ke dalam Bani Muththalib.
Nama
Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Sa’ib bin Ubaid
bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Mutthalib bin Abdulmanaf bin Qushay bin Kilab
bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah
bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.
Nasabnya bertemu dengan Rasulullah pada Abdul-Manaf. Dari nasab tersebut,
Al-Mutthalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, adalah
saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf kakek Nabi Muhammad shallallahu `alaihi
wa alihi wasallam.
Kemudian
juga saudara kandung Abdul Mutthalib bin Hasyim, kakek Nabi Muhammad shallallahu
`alaihi wa alihi wasallam, bernama Syifa’, dinikahi oleh Ubaid bin Abdi Yazid,
sehingga melahirkan anak bernama As-Sa’ib, ayahnya Syafi’.
Kepada
Syafi’ bin As-Sa’ib radliyallahu `anhuma inilah bayi yatim tersebut dinisbahkan
nasabnya sehingga terkenal dengan nama Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i
Al-Mutthalibi.
Dengan
demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi Muhammad shallallahu `alaihi
wa alihi wasallam .
Bahkan
karena Hasyim bin Abdi Manaf, yang kemudian melahirkan Bani Hasyim, adalah
saudara kandung dengan Mutthalib bin Abdi manaf, yang melahirkan Bani
Mutthalib, maka Rasulullah bersabda: Hanyalah kami (yakni Bani Hasyim) dengan
mereka (yakni Bani Mutthalib) berasal dari satu nasab. Sambil dia
menyilang-nyilangkan jari jemari kedua tangan dia. (HR. Abu Nu’aim Al-Asfahani
dalam Hilyah nya juz 9 hal. 65 – 66)
Imam Asy-Syafi’i seorang imam mazhab
fiqh yang sangat berpengaruh luas hingga saat ini utamanya dikalangan
ahlussunnah wal jama’ah, beliau memiliki nama lengkap Abu
Abdillah Muhammad bin Idris As-Syafi’i Al-Muttalibi Al-Qurasyi. Berbagai
gelar kehormatan disematkan kepada beliau antara lain Alimul Ashr, Nashirul
Hadits, Imam Quraisy, Al-Imam Al-Mujaddid, Faqihul
Millah. Imam Asy-Syafi’i dilahirkan di Gaza, Asqalan Palestina tahun
767 M/150 H. beliau adalah putra dari Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’
bin As-Saib bin Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al-Muttalib bin Abdu Manaf,
ibunya bernama Fatimah binti Abdullah Al-Uzdiyah. Imam Asy-Syafi’i
dikarunai putera puteri dari pernikahannya dengan Hamidah binti Nafi` bin
Unaisah bin Amru bin Utsman bin Affan dua orang putera Abu Utsman dan
Abul Hasan dan dua orang puteri bernama Fatimah dan Zainab. Abu Usman
Muhammad kelak menjadi seorang hakim di kota Halib, Syam (Syiria).
Imam
Asy-Syafi’i
memiliki garis nasab
yang bersambung dengan rasulullah SAW. Dari jalur ayahnya Imam
Asy-Syafi’i yaitu Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi` bin
Sa`ib bin Abid bin Abu Yazid bin Hisyam bin Muthalib bin Abdu Manaf bin Qusayyi
bin Kilab bin Murrah, nasab beliau bertemu dengan Rasulullah saw. pada Abdu
Manaf bin Qusayyi. Sedangkan merujuk pada nasab Ibunya bernama
Fatimah binti Abdullah bin Hasan bin Husain bin Ali bin Abi Thalib.
Orang-orang mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui Hasyimiyah melahirkan
keturunan kecuali Imam Ali bin Abi Thalib dan Imam Syafi’i.
B. Sanad Fiqih
Imam As Syafi’i Secara Umum
Al Allamah
Al Qalyubi menyebutkan sanad fiqih Imam As Syafi’i dengan rangkaian berikut; As
Syafi’i dari Muslim bin Khalid Az Zanji dari Ibnu Juraij
dari Atha’ bin Abi Rabah dari Ibnu Abbas
dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.
(Hasyiyatani Al Qalyubi wa Amirah, 9/1).
Imam As
Syafi’i juga mengambil sanad fiqih dari Imam Malik dimana beliau melakukan mulazamah
pada Imam Malik hingga wafatnya. Dan Al Muwaththa’ pun menjadi pokok dalam
ijtihad Imam As Syafi’i meski di madzhab jadid Imam As Syafi’i meninggalkan
sejumlah pendapat Imam Malik. (lihat, Anwar Al Masalik, hal. 11)
Jalur sanad Syeikh
Mafudz At Tarmasi, Termas, Pacitan, Jawa Timur (wafat Mekkah 1338 H)
Al-Imam al-'Allamah al-Faqih al-Ushuli al-Muhaddits al-Muqri Muhammad Mahfudz
bin Abdullah bin Abdul Mannan at-Tarmasi al-Jawi al-Makki asy-Syafi'i, ia menulis
sanad fiqih Imam As Syafi’i melalui jalur-jalur Imam Malik
dari Nafi’ dari Ibnu Umar dari Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam. Sedangkan sanad fiqih Syeikh Mahfudz sendiri bersambung
hingga Imam As Syafi’i. Melalui Syeikh Mahfudz ini, sanad fiqih
para ulama Nusantara bersambung hingga Imam As Syafi’i,
sampai kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. (lihat Kifayah Al
Mustafid li Ma Ala Min Al Asanid, hal. 23)
Guru-guru Syeikh Mafudz At Tarmasi:
Ayahnya Abdullah at-Tarmasi (Syeikh Abdullah bin Abdul Mannan
at-Tarmasi, Termas, Pacitan), Kyai Muhammad Saleh Darat (Muhammad Soleh
Semarang), Syeikh Muhammad al-Minsyawi (Mekkah), Syeikh Umar bin Barakat
al-Buqa'i asy-Syami (Mekkah), Musthafa al-'Afifi (Mekkah), Sayid Husein bin
Sayid Muhammad al-Habsyi (Mekkah), Syeikh Muhammad Sa’id Ba Bashail (Muhammad
Sa'id Babshil), Sayyid Ahmad az-Zawawi (Mekkah), Syeikh Muhammad asy-Syirbini (Syeikh
Muhammad asy-Syarbaini ad-Dimyathi), Sayid Muhammad Amin bin Ahmad Ridhwan
al-Madani (Muhammad Amin al-Madani), Abu Bakar Syatha (Sayyid Bakri atau
Abu Bakr bin Muhammad al-Shatta’ ad-Dimyati), Syeikh Ahmad al-Fathani, Syeikh Nawawi
Banten (Nawawi bin `Umar al-Jawi al-Bantani), `Abd al-Ghani
al-Bimawi, Muhammad Zainuddin al-Sumbawi dan lain-lain.
Murid-murid Syeikh
Mafudz At Tarmasi: Syeikh
Tubagus Ahmad Bakri as-Sampuri, Ali al-Banjari, Adiknya: Muhammad Dimyathi
at-Tarmasi, Umar Bajunaid al-Hadhrami, Ahmad al-Makhlalati, Muhammad Habib
asy-Syinqithi, Muhammad Baqir al-Jawi, KH. Baqir Jogjawi, Muhammad Abdul Baqi
Lucknow, Syeikh Hasyim Asy'ari al-Jombani (Kiai Haji Hasyim Asy’ari), Kiai
Haji Bishri Syansuri, Abdul Wahab Hasbullah (Kiai Abdul Wahhab
Hasbullah), Umar bin Hamdan al-Mahrasi, Syeikh Ihsan al-Jampasi, KH. Abdul
Muhith Panji Sidoarjo, KH. Baidhawi Lasem (al-Lasami), KH. Ma'shum Lasem
(al-Lasami), KH. Shiddiq Lasem (al-Lasami) Jember, KH. Kholil Lasem
(al-Lasami), dan lain-lain.
Sanad KH. Hasyim Asy’Ari dari Syeikh Mahfudz At-Termasi dari
Muhammad Annawawi Banten dari Ahmad Khatib Sambas Kalimantan dari
Ahmad Zaini Dahlan dari Ad Dasuqy dari Al Bajury dari Abu
Abdillah Muhammad As Sanusi dari Abidin Al ‘Izzy dari Muhammad bin
Umar Fakhruraazi dari Abdul Hamid Assyeikh Irsani dari Abu Hamid Muhammad
Al Ghazali dari Abdul Malik Imam Haramain Al Juwainy dari Abu
Bakar Al Baqilany dari Abu Abdillah Al Bahily dari Imam Abu Hasan
Ala’asyari dari Abu Ali Adzuba’i dari Abu Hasi Adzuba’i dari
Abu Huzail Al-‘Alaq dari Ibrahim Annadhom dari Amr bin Ubaid dari
Wasil bin Atha’ dari Muhammad bin Sayidina Ali dari Sayidina Ali bin Abi
Thalib dari Nabi Muhammad SAW.
Karya Syeikh
Mafudz At Tarmasi: Is'aful Mathali' bi syarhi al-Badru al-Lami' Nazhmu Jam'u al-Jawami,
Insyirah al-Fu`ad fi Qira`ati al-Imam Hamzah Riwayatai Khalaf wa Khallad,
Al-Badru al-Munir fi Qira`ati al-Imam Ibnu Katsir, Bughyatu al-Adzkiya fi
al-Bahtsi 'an Karamati al-Auliya Radhiyallahu 'Anhum, Ta'mimu al-Manafi' bi
Qira`ati al-Imam Nafi, Tanwiru ash-Shadr fi Qira`ati al-Imam Abi 'Amr,
Tahyi`atu al-Fikar bi Syarhi Alfiyati as-Siyar, Tsulatsiyat al-Bukhari,
Al-Khal'ah al-Fikriyyah Syarh al-Minhah al-Khairiyyah, As-Saqayah al-Mardhiyyah
fi Asami Kutub Ashabina asy-Syafi'iyyah, Inayatu al-Muftaqir fima yata'allaqu
bi Sayyidina al-Khidir 'Alaihis Salam, Ghaniyatu ath-Thalabah bi Syarhi Nazhmi
ath-Thayyibah fi al-Qira'at al-'Asyriyyah, Fathul Khabir bi Syari Miftah
as-Siyar, Al-Fawa`id at-Tarmasiyyah fi Asanid al-Qira`at al-'Asyriyyah,
Kifayatu al-Mustafid fima 'Alaa min al-Asanid, Al-Minhah al-Khairiyyah fi
Arba'in Haditsan min Ahaditsi Khairi al-Bariyyah
Shallallahu Alaihi Wasallam, Manhaj Dzawi an-Nazhar fi Syarhi Manzhumati
'ilmi al-Atsar, Mauhibatu Dzi al-Fadhl Hasyiyah 'ala Syarh Mukhtashar Bafadhal,
dan Nail
al-Ma`mul bi Hasyiyati Ghayatu al-Wushul fi 'ilmi al-Ushul.
KH. Hasby
Idris bin Idris (wafat 1425 H) musnid terakhir yang menerima dari jalur Syeikh
Mafudz At Tarmasi.
Demikianlah
silsilah sanad Fiqih dan sanad Kitabah Mazhab Syafi’i
secara umum di Pulau Jawa dan sekitarnya.
Sanad
Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari dari Syaikh Abdullah as Syarqawi
(Pengarang Syarqawi hasyiah Tahrir) dari Syamsuddin Muhammad bin Salim al
Hafni dari Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Athiyyah al Khulaifi
dari Imam Nuruddin Abi Dhiya Ali bin Ali as Subramilsi
dari Nuruddin Ali bin Yahya az Ziyadi dari Syihabuddin Ahmad bin
Muhammad bin Hajar al Makki (Pengarang Tuhfah) dari Syaikhul Islam
Zakariyya bin Muhammad al Anshari (Pengarang Ghayah wusul, Isaghuji,Tahrir
dll) dari Imam Jalaluddin Al-mahalli (Pengarang Syarah Mahalli) dari Syaikh
Abdurrahim Al-iraqi dari Syaikh alaiddin Al-athari dari Imam
nawawi (Pengarang Matan Minhaj) dari Kamal salar dari Imam
muhammad (Pengarang Syamil shaghir) dari Syaikh abdul ghaffar
Al-qazwaini (Pengarang Hawi shaghir) dari Imam Rafi’i (Pengarang
Muharrar) yang berguru dengan Muhammad bin yahya dari Imam Al-ghazali
(Pengarang Ihya ulumuddin) dari Imam Haramain (Pengarang Warqat) dari Muhammad
al Juwaini dari Abi bakar qaffal Al-marwazi dari Abi zaid
Al-marwazi dari Ibnu suraij dari Abi said Al-anmathi dari Imam
Al-muzani dari Imam Syafi’i (Pengarang Al-Umm) dari Muslim bin
khalid Az-zanji dari Muhammad bin juraij dari Atha’ bin abi
rabbah dari Ibnu Abbas dari Rasulullah Muhammad SAW.
Syeikh
Muhammad Arsyad al-Banjari mengaji kepada masyaikh terkemuka pada masa itu. Di
antara guru-guru beliau adalah Syeikh
‘Athaillah bin Ahmad al-Mishry, al-Faqih Syeikh
Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi dan al-‘Arif Billah Syeikh Muhammad bin
Abdul Karim al-Samman al-Hasani al-Madani.
Syeikh
yang disebutkan terakhir adalah guru Muhammad Arsyad di bidang tasawuf, dimana
di bawah bimbingannyalah Muhammad Arsyad melakukan suluk dan khalwat, sehingga
mendapat ijazah darinya dengan kedudukan sebagai khalifah.
Selain
itu guru-guru Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari yang lain seperti Syeikh Ahmad bin Abdul
Mun'im ad Damanhuri, Syeikh Muhammad Murtadha bin Muhammad az Zabidi,
Syeikh Hasan bin Ahmad al Yamani, Syeikh Salm bin Abdullah al Basri, Syeikh
Shiddiq bin Umar Khan, Syeikh Abdullah bin Hijazi asy Syarqawi, Syeikh
Abdurrahman bin Abdul Aziz al Maghrabi, Syeikh Abdurrahman bin Sulaiman al
Ahdal, Syeikh Abdurrahman bin Abdul Mubin al Fathani, Syeikh Abdul Gani bin
Muhammad Hilal, Syeikh Abis as Sandi, Syeikh Abdul Wahab at Thantawy, Syeikh
Abdullah Mirghani, Syeikh Muhammad bin Ahmad al Jauhari, dan Syeikh Muhammad
Zain bin Faqih Jalaludin Aceh.
Selama
menuntut ilmu di sana, Syeikh Muhammad Arsyad menjalin persahabatan dengan
sesama penuntut ilmu seperti Syeikh Abdussamad al-Falimbani, Syeikh
Abdurrahman Misri al-Jawi al-Betawi, dan Syeikh Abdul Wahab Bugis sehingga mereka
dikenal sebagai Empat Serangkai dari Tanah Jawi (Melayu).
Jalur
sanad Syeikh
Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari (wafat Hidayat 1358 H) menerima
dari Syeikh Ahmad Khathib Al-Minankabawi dari Syeikh Ahmad Zaini
Dahlan, Sayyid
Ahmad bin Zaini Dahlan dari Syaikh Utsman bin Hasan ad Dimyathi
dari Syaikh Abdullah as Syarqawi (Pengarang Syarqawi hasyiah Tahrir) dari
Syamsuddin Muhammad bin Salim al Hafni dari Syihabuddin Ahmad bin
Muhammad bin Athiyyah al Khulaifi dari Imam Nuruddin Abi
Dhiya Ali bin Ali as Subramilsi dari Nuruddin Ali bin Yahya az Ziyadi
dari Syihabuddin Ahmad bin Muhammad bin Hajar al Makki (Pengarang
Tuhfah) dari Syaikhul Islam Zakariyya bin Muhammad al Anshari (Pengarang
Ghayah wusul, Isaghuji,Tahrir dll) dari Imam Jalaluddin Al-mahalli
(Pengarang Syarah Mahalli) dari Syaikh Abdurrahim Al-iraqi dari Syaikh
alaiddin Al-athari dari Imam nawawi (Pengarang Matan Minhaj) dari Kamal
salar dari Imam muhammad (Pengarang Syamil shaghir) dari Syaikh
abdul ghaffar Al-qazwaini (Pengarang Hawi shaghir) dari Imam Rafi’i
(Pengarang Muharrar) yang berguru dengan Muhammad bin yahya dari Imam
Al-ghazali (Pengarang Ihya ulumuddin) dari Imam Haramain (Pengarang
Warqat) dari Muhammad al Juwaini dari Abi bakar qaffal Al-marwazi
dari Abi zaid Al-marwazi dari Ibnu suraij dari Abi said
Al-anmathi dari Imam Al-muzani dari Imam Syafi’i (Pengarang
Al-Umm) dari Muslim bin khalid Az-zanji dari Muhammad bin juraij dari
Atha’ bin abi rabbah dari Ibnu Abbas dari Rasulullah Muhammad
SAW.
Di antara
murid-murid Syeikh Abdurrahman Siddiq bin Muhammad 'Afif bin Mahmud bin
Jamaluddin Al-Banjari yaitu KH. Abdurrahman Bin H. Bakri yang mengembangkan
madzhab Syafi’i di Kecamatan Tanah Merah, Enok, dan sekitarnya dan KH. Bustani
Qadri bin H. Qadri mengembangkan madzhab Syafi’i di Kabupaten Indragiri
Hilir, khususnya Kecamatan Tembilahan, Kuala Indragiri, Batang Tuaka, Gaung dan
sekitarnya.
C. Sanad Shalat
Imam As Syafi’i
Secara khusus
Imam As Syafi’i juga memiliki sanad dalam masalah shalat. Ibrahim
bin Muhammad As Syafi’i menyatakan, “Aku tidak melihat seorang pun yang
shalatnya sebaik As Syafi’i. Hal itu karena ia mengambilnya dari Muslim bin
Khalid, dan Muslim mengambil dari Ibnu Juraij, dan Ibnu Juraij
mengambil dari Atha’, dan Atha’ mengambil dari Ibnu Az Zubair,
dan Ibnu Az Zubair mengambil dari Abu Bakr Ash Shiddiq, dan Abu Bakr As
Shiddiq mengambil dari Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam”.
(Siyar A’lam An Nubala’, 10/90)
D. Silsilah
Periwayatan Hadits dan Madzhab Asy-Syafi’i
1.
Nabi Muhammad Saw. Muhammad bin
Abdullah.
Garis Keturunan Ayah. Adam as ➪ Syits ➪ Anusy ➪ Qainan ➪ Mahlail ➪ Yarid ➪ Idris as ➪ Mutawasylah ➪ Lamak ➪ Nuh as ➪ Sam ➪ Arfakhsyadz ➪ Syalih ➪ Abir ➪ Falij ➪ Ra'u ➪ Saruj ➪ Nahur ➪ Azar ➪ Ibrahim
as ➪ Ismail as ➪ Nabit ➪ Yasyjub ➪ Ya'rub ➪ Tairah ➪ Nahur ➪ Muqawwim ➪ Udad ➪ Adnan ➪ Ma'ad ➪ Nizar ➪ Mudhar ➪ Ilyas ➪ Mudrikah ➪ Khuzaimah ➪ Kinanah ➪ an-Nadhar ➪ Malik ➪ Quraisy (Fihr) ➪ Ghalib ➪ Lu'ay ➪ Ka'ab ➪ Murrah ➪ Kilab ➪ Qushay ➪ Zuhrah ➪ Abdu Manaf ➪ Hasyim ➪ Abdul Muthalib ➪ Abdullah ➪ Muhammad saw
Garis Keturunan Ibu. Adam as ➪ Syits ➪ Anusy ➪ Qainan ➪ Mahlail ➪ Yarid ➪ Idris as ➪ Mutawasylah ➪ Lamak ➪ Nuh as ➪ Sam ➪ Arfakhsyadz ➪ Syalih ➪ Abir ➪ Falij ➪ Ra'u ➪ Saruj ➪ Nahur ➪ Azar ➪ Ibrahim as ➪ Ismail as ➪ Nabit ➪ Yasyjub ➪ Ya'rub ➪ Tairah ➪ Nahur ➪ Muqawwim ➪ Udad ➪ Adnan ➪ Ma'ad ➪ Nizar ➪ Mudhar ➪ Ilyas ➪ Mudrikah ➪ Khuzaimah ➪ Kinanah ➪ an-Nadhar ➪ Malik ➪ Quraisy (Fihr) ➪ Ghalib ➪ Lu'ay ➪ Ka'ab ➪ Murrah ➪ Kilab ➪ Qushay ➪ Zuhrah ➪ Abdu Manaf ➪ Wahab ➪ Aminah ➪ Muhammad saw
2.
Khulafa’ur Rasyidin: Abu Bakr Ash-Shiddiq, Umar bin Al-Khaththab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib
3.
Al-Abadillah: Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Ibnu Az-Zubair, Ibnu Amr, Ibnu Mas’ud, Aisyah binti Abubakar, Ummu Salamah, Zainab bint Jahsy, Anas bin Malik, Zaid bin Tsabit, Abu Hurairah, Jabir bin Abdillah, Abu Sa’id Al-Khudri, Mu’adz bin Jabal, Abu Dzarr al-Ghifari, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abu Darda’
4.
Para Sahabat. (Sahabi/Sahabiyah):
Sahabi: Abdullah bin Jahsy (wafat 3 H), Abbas bin Abdul Muthalib (wafat 32 H), Abdullah bin Abbas (wafat 68 H), Abdullah bin Amru bin Ash (wafat 65 H), Abdullah bin Khuzafah As Sahmi (wafat 28 H), Abdullah bin Masud bin Gafil (wafat 32 H), Abdullah bin Rawahah (wafat 8 H), Abdullah bin Salam (wafat 43 H), Abdullah bin Umar bin Khattab (wafat 73 H), Abdullah bin Ummi Maktum (wafat 14 H), Abdullah bin Zubair (wafat 73 H), Abdurrahman bin Auf (wafat 32 H), Abu Bakr Siddik (51 SH-13 H), Abu Dardaa (wafat 32 H), Abu Hurairah (wafat 59 H), Abu Musa Asy’ari (wafat 44 H), Abul Ash bin Rabi’ al Absyamial Qurasyi, Abu Sufyan bin Harists, Abu Thalhah An.Anshary, Abu Dzarr Al Gifari (wafat 32 H), Adi bin Hatim (wafat 68 H), Ali bin Abu Thalib (23 SH-40 H), Anas bin Malik bin Nadar (wafat 93 H), Bilal bin Rabah Al Habasyi (wafat 20 H) , Hakim bin Huzam (wafat 54 H), Hamzah bin Abdul Muthalib (wafat 3 H), Hasan bin Ali (wafat 50 H), Husein bin Ali (Wafat ..H), Huzaifah bin Yamman (wafat 36 H), Jakfar bin Abu Thalib (wafat 8 H), Muawwiyah bi Abu Sofyan (20 SH-60 H), Muaz bin Jabal (wafat 18 H), Rabi’ah bin Ka’ab, Said bin Amir Huzaim Al Jumahi, Said bin Zaid, Tsumamah bin ‘Utsal, Thufeil bin Amr Addausi, Umar bin Khaththab (40 SH-23 H), Umair bin Sa’ad, Usamah bin Zaid, Uqbah bin ‘Amir al Juhani, Ustman bin Afffan (47 SH-35 H), Usaid bin Hudhair, Zaid bin Tsabit (wafat 45 H), dan Sahabiyah: Asma binti Abu Bakar (wafat 73 H), Asma Binti Yazid Al-Anshariah (wafat 30 H), Asma binti ‘Umais (Ummu Ubdillah), Asy Syfa binti Harits, Barirah maulah ‘Aisyah, Hamnah bintu Jahsyi, Hindun binti ‘Utbah, Khansa binti Amru wafat 24 H, Khaulah binti Tsa’labah, Rubai bin Ma’udz, Raihanah binti Zaid bin Amru, Shafiyah binti Abdul Muththalib, Sumayyah binti Khayyath, Umamah Bintu Abil ‘Ash, Ummu Athiyyah Al-Anshariyah, Ummu ‘Aiman (Barkah bintu Tsa’labah bin ‘Amr), Ummu Fadhl (Lubabah binti al-Haris), Ummu Hani’ binti Abi Thalib, Ummu Syuraik al Quraisyiah, Ummu Haram (Malikah binti Milhan bin Khalid
Al-Anshariah) wafat 28 H, Ummu Halim bin Harits, Ummu Umarah (Nusaibah binti Kaab) wafat 13 H, Ummu Ma’bad Al-Khuza’iyah, Ummu Waraqah binti Naufal, Ummu Ruman bintu ‘Amir, Ummu Sulaim binti Malhan
5.
Para Tabi’in: Sa’id bin Al-Musayyab wafat 90 H, Urwah bin Zubair wafat 99 H, Sa’id bin Jubair wafat 95 H, Ali bin Al-Husain Zainal Abidin wafat 93 H,
Muhammad bin Al-Hanafiyah wafat 80 H, Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud wafat 94
H, Salim bin Abdullah bin Umar wafat
106 H, Al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr
Ash Shiddiq, Al-Hasan Al-Bashri wafat 110 H,
Muhammad bin Sirin wafat 110 H, Umar bin Abdul Aziz wafat 101 H, Nafi’ bin Hurmuz wafat 117 H, Muhammad bin Syihab Az-Zuhri wafat 125 H, Ikrimah wafat 105 H, Asy Sya’by wafat 104 H, Ibrahim an-Nakha’iy wafat 96 H, Aqamah wafat 62 H
6.
Para Tabi’ut Tabi’in: Abu Hanifah An-Nu’man wafat 150 H, Malik bin Anas wafat 179 H, Al-Auza’i wafat 157 H, Sufyan bin Said Ats-Tsauri wafat 161 H, Sufyan bin Uyainah wafat 193 H, Al-Laits bin Sa’ad wafat 175 H, Syu’bah ibn A-Hajjaj wafat 160 H
a.
Guru-guru Imam Asy-Syafi’i di
Makkah: Muslim bin khalid Az-Zanji, mufti di Makkah (fiqih), Dawud bin Abdurrahman
Al-Atthar, di Makkah (fiqih), Muhammad bin Ali bin Syafi’, pamannya Imam
Asy-Syafi’i di Makkah (fiqih), Abbas kakeknya Imam Asy-Syafi’i, di Makkah
(fiqih), Sufyan bin Uyainah, di Makkah (fiqih), Abdurrahman bin Abi Bakr
Al-Mulaiki, di Makkah (fiqih), Sa’id bin Salim, di Makkah (fiqih), Fudhail bin
Al-Ayyadl, di Makkah (fiqih), dan lain-lain
b.
Guru-guru Imam Asy-Syafi’i di
Madinah: Imam Malik bin Anas, di Madinah, Ibrahim bin Abu Yahya Al Aslamy Al
Madany, di Madinah (fiqih), Abdul Aziz Ad-Darawardi, di Madinah (fiqih),
Athaf bin Khalid, di Madinah (fiqih), Ismail bin Ja’far, di Madinah (fiqih),
Ibrahim bin Sa’ad, di Madinah (fiqih), Sufyan bin Uyainah, di Madinah (hadis),
Fudlail bin Iyadl, di Madinah (hadis), Muhamad bin Syafi’, pamannya Imam
Asy-Syafi’i, di Madinah (hadis), dan lain-lain
c.
Guru-guru Imam Asy-Syafi’i di Yaman:
Mutharrif bin Mazin, di Yaman,
Hisyam bin Yusuf Al-Qadli di Yaman, dan lain-lain
d.
Guru-guru Imam Asy-Syafi’i di
Bagdad: Muhammad bin Al-Hasan, seorang ahli fiqih di negeri Iraq, Isma’il bin
Ulaiyyah, fiqih di negeri Iraq, Abdul Wahhab Ats-Tsaqafi, fiqih di negeri Iraq,
Muhammad bin Hasan, fiqih di negeri Iraq, dan lain-lain
e.
Guru-guru Imam Asy-Syafi’i di Mesir:
Imam Malik
yakni Muhammad bin Abdillah bin Abdil Hakim, fiqih di negeri Mesir, dan
lain-lain
7.
Atba’ Tabi’it Tabi’in: Setelah para tabi’ut tabi’in: Abdullah bin Al-Mubarak wafat 181 H, Waki’ bin Al-Jarrah wafat 197 H, Abdurrahman bin Mahdy wafat 198 H, Yahya bin Sa’id Al-Qaththan wafat 198 H, Imam Asy-Syafi’i wafat 204 H
8.
Murid-murid Imam Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Tiga Hijriyah
yaitu dari abad wafatnya Al-Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah. Al-Imam Syafi'i
Rahimahullah, Abu Abdullah Muhammad Bin Idris As-Syafi'i (wafat 204 H).
a.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Tiga Hijriyah merupakan
murid-murid Al-Imam Asy-Syafi’i merupakan Ulama-ulama Generasi
Pertama atau Tingkatan Pertama yang langsung belajar dari Imam
Syafi'i Rahimahullah, yaitu: Al-Imam Al-Humaidi, Abdullah bin Zuber bin Isa,
Abu Bakar Al-Humaidi (wafat 219 H), Al-Imam Al-Buwaithi, Abu Ya'kub Yusuf bin
Yahya Al-Buwaithi (wafat 231 H), Al-Imam Ishaq bin Rahuyah, Ishaq bin Ibrahim
bin Makhlad bin Ibrahim, Ibnu Rahuyah (wafat 238 H), Al-Imam Muhammad bin
Syafi’i, Abu ‘Utsman Al-Qadhi, anak tertua dari Imam Asy-Syafi'i (wafat 240 H),
Al-Imam Harmalah At-Tujibi, Harmalah bin Yahya Abdullah At-Tujibi (wafat 243
H), Al-Imam Al-Karabisi, Al-Qadhi Husain, Al-Karibisi,
Al-Imam Abu 'Ali Husein bin 'Ali Al-Karibisi (wafat 245 H), Al-Imam At-Tujibi,
Ahmad bin Yahya bin Wazir bin Sulaiman At-Tujibi (wafat 250 H), Al-Imam
Ar-Rabi’ Ibnu Sulaiman Al-Murad, Rabi' bin Sulaiman Al-Jaizi, Ar-Rabi'i bin
Sulaiman Al-Muradi (wafat 270 H).
Merekalah
murid-murid langsung dari Al-Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah yang kemudian
menjadi Ulama Besar dan tetap teguh memegang Madzhab Asy-Syafi’i yang berkembang
ke bagian Timur dari Hijaz, ke Iraq, ke Khurasan, ke Maawara
an Nahr, ke Adzerbaiyan, ke Tabristan, juga ke Sind,
ke Afganistan, ke India, ke Yaman dan terus ke Hadaramaut,
ke Pakistan, India dan Indonesia. Beliau-beliau ini
menyiarkan Madzhab Asy-Syafi’i dengan lisan dan tulisan.
Selain dari
itu ada dua orang murid Al-Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah, yaitu:
1. Ahmad bin
Hanbal, (wafat 241 H) yang kemudian membentuk satu aliran dalam fikih yang
bernama Madzhab Hanbali.
2. Syeikh
Muhammad bin Abdul Hakam, seorang Ulama murid langsung dari Imam Syafi'i
Rahimahullah yang ilmunya tidak kalah dari al Buwaithi. Beliau ini pada akhir
umurnya berpindah ke Madzhab Maliki dan wafat dalam tahun 268 H. di Mesir.
Ulama-ulama Generasi Kedua atau Tingkatan
Dua, yaitu Ulama-ulama Syafi'iyah yang wafat dalam abad ke tiga juga, sebagian
adalah murid Al-Imam Asy-Syafi’i dan sebagian lagi tidak belajar kepada Al-Imam
Asy-Syafi'i sendiri, melainkan kepada murid-murid Al-Imam Asy-Syafi'i
Rahimahullah. Ulama-ulama itu adalah: Al-Imam Al-Bukhari, Abu Abdullah Muhammad
bin Isma’il bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al-Jufri Al-Bukhari (wafat
256 H), Al-Imam Az-Za'farani, Al-Imam Al-Hasan bin Muhammad Ash-Shabah
Az-Za'farani (wafat 260 H), Al-Imam Muslim, Al-Imam Abul Husain Muslim bin
Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaburi (wafat 261 H), Al-Imam Al-Muzani, Al-Muzany,
Al-Imam Abu Ibrahim, Ismail bin Yahya Al-Muzany (wafat 264 H), Al-Imam Ahmad bin Syayyar Al-Marwazi, Ahmad Bin Syayyar
Al-Mawardi, Ahmad bin Sayyar bin Ayub Abu Hasan Al-Mawardzi (wafat 268 H),
Al-Imam Ibnu Majah, Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Majah
Al-Quzwaini (wafat 275), Al-Imam Abu Daud, Abu Dawud
Sulaiman bin Al-Asy'ats bin Ishaq Al-Azadi As-Sijistani (wafat 275 H), Al-Imam
Abu Hatim Ar-Razi, Muhammad bin Idris bin Al-Mundzir bin Daud bin Mihran Al-Hanzhali
Al-Ghathfani (wafat 277 H), Al-Imam ‘Utsman bin Sa'id bin Khalid bin Sa'id
As-Sijistani Al-Hafizh Abu Sa'ad Ad-Darimi (wafat 280 H), Al-Imam
Abu Ja'far At-Tirmidzi, Muhammad bin Ahmad bin Nashar, Abu Ja'far At-Tirmidzi
(wafat 295 H), Al-Imam Al-Junaid Baghdadi, Abdul
Qasim Juneid bin Muhammad bin Juneid Al-Bagdadi (wafat 298 H).
Demikianlah
di antara murid dan sahabat Al-Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah dan Ulama-ulama
Syafi'iyah yang wafat pada abad ke 3 H.
b.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Empat Hijriyah. Al-Imam
An-Nasai, Abu Abdirrahman Ahmad bin Syu'ib bin Ali bin Bahar bin Sinan bin
Dinar An-Nasai, Khurasan (wafat 303 H), Al-Imam Ath-Thabari, Abu 'Ali Hasan bin
Qasim Ath-Thabari (wafat 306 H), Al-Imam Ibnu Surej, Ahmad bin Umar bin Surej
Abul Abbas Al-Qadhi (wafat 306 H), Al-Imam ‘Abdullah bin Muhammad Ziyad
An-Nisaburi (wafat 324 H), Al-Imam Al-Asy'ari, 'Ali bin Ismail bin Abi Basyar
Abul Hasan Al-Asy'ari, Basrah (wafat 324 H), Al-Imam Ibnul Qashi, Abu Abbas
Ahmad bin Abi Ahmad bin Al-Qashi (wafat 335 H), Al-Imam As-Shu'luki, Ahmad bin
Muhammad bin Sulaiman Abu Thaib As-Shuluki, Nisabur, Persia (wafat 337 H),
Al-Imam Abu Ishaq Al-Marwadzi, Imam Abu Ishaq Ibrahim bin Muhammad Al mawardzi,
Persi (wafat 340 H), Al-Imam Ibnu Abi Hurairah, Hasan bin Husein Qadhi Abu 'Ali
bin Abi Hurairah (wafat 345 H), Al-Imam Ibnul Haddad (wafat 345 H), Al-Imam
Al-Mas'udi, 'Ali bin Husein bin 'Ali Al-Mas'udi, Bagdad (wafat 346 H), Al-Imam Ar-Razi
(wafat 347 H), Al-Imam Ibnul Qathan, Abu Al-Husain Ahmad bin Muhammad bin Ahmad
(wafat 359 H), Al-Imam Ibnul Bahran (wafat 361 H), Al-Imam Abu Sa'ib
Al-Marwadzi, Imam Abu Sa'ib Al-Qadhi 'Utbah bin Ubaidillah bin Musa (wafat 362
H), Al-Imam Abu Hamid Al-Marwadzi, Ahmad bin Basyar bin 'Ami Al-'Amiri, Qadhi
Abu Hamid Al-Marwadzi, Persi (wafat 362 H), Al-Imam As-Sijistani, Muhammad bin
Husein bin Ibrahim Abul Husein As-Sijistani (wafat 363 H), Al-Imam Al-Qaffal
Al-Kabir, Muhammad bin Ismail Al-Qaffal Al-Kabir As-Satsi, Ma Wara An-Nahr
Khurasan (wafat 365 H), Al-Imam Al-Qaffal Al-Kabir (wafat 366 H), Al-Imam
Al-Dariki, Abdul Aziz bin Abdullah bin Muhammad bin Abdil Aziz, Abdul Qasim
Ad-Dariki, Bagdad (wafat 375 H), Al-Imam Ibnu Abi Hatim, Abdurrahman bin Abi
Hatim Muhammad bin Idris bin Mudzir (wafat 381H), Al-Imam Ad-Daruquthni, Al-Imam
Al-Hafidz Abu Al-Hasan Ali bin Umar bin Ahmad bin Mahdi bin Mas'ud bin An-Nu'man
bin Dinar bin Abdullah Al-Baghdadi (wafat 385 H), Al-Jurjani, 'Ali bin Abdul
Aziz bin Hasan bin Ali bin Ismail Al-Jurjani, Khurasan (wafat 392 H), Al-Imam
Al-Isma'ili (wafat 392 H), Al-Imam As-Susi (wafat 396 H), Al-Imam Ibnu Laal
(wafat 398 H).
c.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Lima Hijriyah. Al-Imam
Al-Baqilani, Qadhi Abu Bakar, Muhammad bin Ath-Thaib bin Muhammad Al-Baqilani
(wafat 403 H), Al-Imam Hakim, Hakim al-Naisaburi (wafat 405 H), Al-Imam
Al-Asfaraini, Ahmad bin Muhammad bin Ahmad al Asfaraini, Persia (wafat 406 H),
Al-Imam As-Sinji, Imam Abu 'Ali, Husein bin Syu'ib bin Muhammad As-Sinji,
Marwin Khurasan (wafat 406 H), Al-Imam Ibnul Mahamili, Ahmad bin Muhammad bin
Ahmad bin Qasim bin Ismail Abul Hasan Adh-Dhabbi Al-Mahamili (wafat 415 H), Al-Imam
Al-Lalika'i, Abul Qasim Hibatullah bin Al-Hasan bin Manshur Ar-Razi Ath-Thabari
Al-Lalika'i (wafat 416 H), Al-Imam Ats-Tsa'labi, Ahmad bin Muhammad bin
Ibrahim, Abu Ishak An-Nisaburi Ats-Tsa'labi, Nisaburi (wafat 427 H), Al-Imam
Al-Mawardi, Abu Al-Hasan ‘Ali Ibnu Muhammad Ibnu Habib Al-Mawardi (wafat 450), Al-Imam
Al-Baihaqi, Abubakar Ahmad bin Husain bin ‘Ali bin ‘Abdullah bin Musa Al-Baihaqi
An-Nisaburi, Al-Khusraujirdi (wafat 458 H), Al-Imam Al-Haramain, Abdul Muluk
Al-Juwaini (wafat 460 H), Al-Imam Al-Qusyairi, Abul Qasyim Abdul Karim bin
Hawazin Al-Qusyairi (wafat 465 H), Al-Imam Asy-Syiradzi, Syeik Ibrahim bin 'Ali
bin Yusuf Abu Ishaq Al-Firuzabadi Asy-Syiradzi, Persia (wafat 476 H), Al-Imam
Al-'Azizi, Qadhi Abul Ma'ali 'Azizi bin Abdulmuluk (wafat 494 H), Al-Imam
Ath-Thabari, Husein bin 'Ali At-Thabari (wafat 495 H).
d.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Enam Hijriyah. al-Imam
al-Kayahirasi (wafat 504 H), Al-Imam Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad bin
Muhammad Al-Ghazali Ath-Thusi Asy-Syafi'i (wafat 505 H), Al-Imam Abu Bakar Asy-Syasyi
al-Qaffal (wafat 507 H), Al-Imam Al-Baghawi, Abu Muhammad Al-Husain bin Mas'ud
bin Muhammad al-Farra’ Al-Baghawi (wafat 516 H), Al-Imam Syahrastani (wafat 548
H), Al-Imam Abul Husain Yahya Al-Amrani Al-Yamani (wafat 558 H), Al-Imam Ibnu
Asakir, Abu al-Qasim Al-Hafidz Tsiqatuddin ‘Ali bin Abi Muhammad Al-Husain bin
Hibatullah bin Abdullah bin Al-Husain Ad-Dimasyqi Asy-Syafi'i (wafat 576 H), Al-Imam
Abu Syuja’, Ahmad bin Al-Husain bin Ahmad Al-Ashfahani Syihabuddin Abu Syuja’Al-Qadhi
(wafat 593 H).
e.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun Ke-Tujuh
Hijriyah. al-Imam
‘Izzuddin bin ‘Abdissalam (wafat 606 H), al-Imam ar-Razi (wafat 606 H), al-Imam
Ibnu Atsir (wafat 606 H), al-Imam Ibnu Shalah (wafat 643 H), Al-Imam Al-Imam Ar-Rafi’i,
Imam Ad-Din Abu al-Qasim ‘Abdul Karim bin Muhammad bin ‘Abdul Karim bin Al-Fadhl
bin Al-Hasan Ar-Rafi'i Al-Qazwini (wafat 623 H), Al-Imam Al-Mundziri, Zakiyyuddin
‘Abdul ‘Adhim bin ‘Abdul-Qawiy bin ‘Abdullah bin Salamah Abu Muhammad
Al-Mundziri (wafat 656 H), Al-Imam Ibnu Malik, Muhammad bin Abdullah bin Malik Ath-Tha'i
Al-Jayyani (wafat 672 H), Al-Imam An-Nawawi, Al-Imam Al-‘Allamah Abu Zakaria
Muhyuddin bin Syaraf An-Nawawi Ad-Dimasyqi (wafat 676 H), Al-Imam Al-Baidlawi, Al-Imam
Al-Qadhi Al-Mufassir Nashiruddin Abu Sa`id Abu Al-Khair ‘Abdullah bin Abi Al-Qasim
‘Umar bin Muhammad bin Abi Al-Hasan ‘Ali al-Baidlawi Asy-Syirazi Asy-Syafi’i
(wafat 691 H), Al-Imam Syeikh Ibrahim Ad-Dasuqi, Abul ‘Ainain Syeikhul Islam
Burhanul Millati Waddin Ibrahim bin ‘Abdul ‘Aziz Abul Majdi Ad-Dasuqi Wali
Quthub ke-4 setelah Syeikh Ahmad Al Badawi, Syeikh Ahmad Ar Rifa’i dan Syeikh
Abdul Qadir Al Jilani (wafat 696 H).
f.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Delapan Hijriyah. Al-Imam Ibnu
Daqiq Al-‘Ied, Taqiyuddin Ibnu Daqiqil ‘Ied, Taqiyuddin Abu Al-Fath Muhammad
bin ‘Ali bin Wahb bin Muthi’ Al-Qusyairi Al-Manfaluthi Ash-Sha’idi Al-Maliki Asy-Syafi’i
(wafat 702 H), Al-Imam Quthbuddin Asy-Syirazi, Quthbuddin Mahmud bin Mas`ud bin
Mushlih Asy-Syirazi (wafat 710 H), al-Imam Zamlukani (wafat 727 H), Al-Imam
Taqiyuddin As-Subki, Syeikhul Islam Taqiyuddin As-Subki Abul Hasan ‘Ali bin
Abdul Kafi bin ‘Ali bin Tamam bin Yusuf bin Musa As-Subki Asy-Syafi’i (wafat
756 H), al-Imam Tajuddin Subki (wafat 771 H), Al-Imam Ibnu Katsir, Ismail bin
‘Umar Al-Quraisyi bin Katsir Al-Bashri Ad-Dimasyqi, Imaduddin Abu Al-Fida
Al-Hafizh Al-Muhaddits Asy-Syafi'i (wafat 774 H), Al-Imam Az-Zarkasyi, Abu
‘Abdillah Badruddin Muhammad bin Bahadir bin ‘Abdullah Az-Zarkasyi Al-Mishri
(wafat 794 H).
g.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Sembilan Hijriyah. Al-Imam Al-Mahalli, (wafat 835 H), Al-Imam Ibnu Mulaqin/Ibnu Al-Mulaqqin,
Al-Imam Sirajuddin Abu Hafs Umar bin Ali bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah
Al-Anshari Al-Wadi ‘Asyi Al-Andalusi At-Tukuruwi Al-Mishri Asy-Syafi’i (wafat
804 H), Al-Imam Al-Husaini Al-Hishni, Syeikh Al-Imam Taqiyuddin Abu Bakr bin
Muhammad Al-Husaini Al-Hishni Ad-Dimasyqi Asy-Syafi’i (wafat 829 H), Al-Imam
Ibnu Ruslan, Al-Imam Al-`Allamah Syihabuddin Ahmad bin Husain bin Hasan bin ‘Ali
bin Yusuf bin ‘Ali bin Arsilan Ar-Ramli Asy-Syafi'i (wafat 844 H), Al-Imam Ibnu
Hajar Al-’Asqalani, Al-Hafizh Al-Imam Syeikhul Islam Amirul Mukminin Fil Hadits
Syihabuddin Ahmad bin ‘Ali bin Muhammad bin Muhammad bin ‘Ali bin Mahmud bin
Ahmad bin Hajar Al-Kinani, Al-‘Asqalani, Al-Mishri, Asy-Syafi’i (wafat 852 H), Al-Imam
Jalaluddin Al-Mahalli, Al-Imam Jalaluddin Abu Abdillah Muhammad bin Syihabuddin
Ahmad bin Kamaluddin Muhammad bin Ibrahim bin Ahmad bin Hasyim Al-`Abbasi
Al-Anshari Al-Mahalli Al-Qahiri Asy-Syafi’i (wafat 864 H), Al-Imam Al-Kamiliyah,
Imamul Kamiliyah (wafat 874 H), Al-Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Al-Manhaji
Al-Qahari (wafat 880 H).
h.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Sepuluh Hijriyah. Al-Imam Jamaluddin
An-Nasyiri (wafat 911 H), Al-Imam As-Suyuthi, Abdurrahman bin Kamaluddin Abu
Bakr bin Muhammad bin Sabiquddin, Jalaluddin al-Mishri As-Suyuthi Asy-Syafi'i Al-Asy'ari
(wafat 911 H), Al-Imam Jalaluddin
al-Karaki (wafat 912 H), Al-Imam ‘Abdullah
bin ‘Abdurramah Bafadhal Al-Hadhrami (wafat 918 H), Al-Imam Ibnu Abi Syarif
(wafat 923 H), Al-Imam
Qasthalani (wafat 923 H), Al-Imam Zakaria Al-Anshari (wafat 926 H), Al-Imam
Ahmad ‘Umairah (wafat 957 H), Al-Imam Abul Fatah al-Mishri (wafat 963 H), Al-Imam
Hasanuddin (wafat 964 H), Al-Imam Ibnu Hajar Al-Haitami (wafat 974 H), Al-Imam Khatib Syarbaini
(wafat 977 H), Al-Imam Al-’Allamah Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari (wafat
987 H), Al-Imam Ibnu
Qassim al-'Ubaidi (wafat 994 H), Al-Imam Mirza Makhdum (wafat 995 H).
i.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Sebelas Hijriyah. Al-Imam Ar-Ramli
(wafat 1004 H), Sayid Husin Ahmad Baraqbah Al-Jambi (wafat 1035 H), Al-Imam
Ar-Raniri, Syeikh Nuruddin Muhammad Ibnu 'Ali Ibnu Hasanji Ibnu Muhammad Hamid Ar-Raniri
Al-Quraisyi
(wafat 1068 H), Al-Imam Syamsuddin As-Syaubari, Syamsuddin Al-Khatib Muhammad
Ahmad Asy-Syaubari, Al-Mishri (wafat 1069 H), Al-Imam Ahmad Salamah Al-Qalyubi (wafat 1069 H), Al-Imam
Syihabuddin Al-Qaliyubi, Syihabuddin Ahmad bin Ahmad bin Salamah Al-Qaliyubi Al-Mishri
Asy-Syafi'i (wafat 1070 H), Al-Imam ‘Abdul Birri Al-Ajhuri, Abdul Birri bin
Abdillah bin Muhammad bin 'Ali bin Yusuf Al-Ajhuri Al-Mishri (wafat 1070 H), Al-Imam
Al-'Urdhi, Abul Wala' Muhammad bin ‘Umar bin ‘Abdil Wahab bin Ibrahim bin
Mahanud Al-'Urdhi Asy-Syafi'i (wafat 1071 H), Al-Imam Ibnu Jamal Al-Makki, 'Ali
bin Abi Bakar bin An-Nuruddin bin Abi Bakar bin ‘Umar bin Ahmad bin ‘Abdurrahman
bin Muhammad (wafat 1072 H), Al-Imam Al-Qinai, Abdul Jawad bin Syu'ib bin Ahmad
bin 'Ubbad bin Syu'ib Al-Qinai Al-Mishri Asy-Syafi'i (wafat 1073 H), Al-Imam
Ibrahim Al-Marhumi, Syeikh Ibrahim Ibnu 'Atha bin 'Ali bin Muhammad Asy-Syafi'i
Al-Marhumi (wafat 1073 H), Al-Imam Muhammad al-Bathini, Muhammad bin Yahya bin
Ahmad bin 'Ali bin Muhammad Al-Khiyar Ad-Dibasyaqi Asy-Syafi'i (wafat 1075 H),
Al-Imam Muhammad Al-Kurani, Abu Thaher Muhammad bin Ibrahim bin Hasan bin
Syihabuddin Al-Kurdi (wafat 1078 H), Al-Imam Ibrahim Al-Maimuni, Ibrahim bin
Muhammad bin Isa Ash-Sha'idi Al-Mishri Asy-Syafi'i Matamni Ma'muni (wafat 1079
H), Al-Imam ‘Abdul Qadir Ash-Shafuri (wafat 1081 H), Al-Imam Ibnu Jam'an,
Ibrahim bin ‘Abdillah bin Ibrahim bin Abil Qasim bin Ibrahim bin Jam'an Az-Zabidi
Al-Yamani Asy-Syafi'i (wafat 1083 H), Al-Imam Ibrahim Al-Khiyari, (wafat 1083 H),
Al-Imam Al-Kurdi (wafat 1084 H), Al-Imam 'Al Al-Ayyubi (wafat 1086
H), Al-Imam Muhammad Al-Bakri (wafat 1087 H), Al-Imam ‘Abdul Rauf Al-Fanshuri,
Aminuddin Abdul Rauf bin ‘Ali Al-Jawi Tsummal Fansuri As-Singkili (wafat 1094
H).
j.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Dua Belas Hijriyah. Haji Ishaq bin Haji Karim Al-Jambi (wafat 1112 H), Al-Imam ‘Abdullah
bin ‘Alawi Al-Haddad, Al-‘Arif Billah Syeikh Al-Islam Quthb Ad-Da'wah Wa Al-Irsyad
As-Sayyid Al-Habib ‘Abdullah bin ‘Alawi bin Muhammad Al-Haddad (wafat 1132 H), Al-Imam
Muhammad Al-Kurani, Abu Thahir Muhammad bin Ibrahim bin Hasan bin Syihabuddin Al-Kurdi
(wafat 1145 H), Al-Imam Al-'Ajaluni, Muhammad bin Khalil bin Abdul Gani al
'Ajaluni as Syafi'i (wafat 1148 H), Al-Imam Hasan Al-Bani, Hasan bin Musa Al-Bani
Al-Kurdi (wafat 1148 H), Al-Imam As-Safar Jalani,
‘Abdurrahman bin ‘Umar bin Ibrahim As-Safar Jalani Ad-Dimsyaqi (wafat 1150 H), Al-Imam Ad-Diri,
Abul'Abbas Al-Mishri Ahmad bin ‘Umar Ad-Diri (wafat 1151 H), Al-Imam As-Suwaidi,
Ahmad bin Abdillah bin Husein bin Mar'a as Suwaidi al Bagdadi as Syafi'i (wafat
1143 H), Al-Imam Zainuddin Ad-Dirbi, Zainuddin Abul Barakat, Musthafa bin
Muhammad bin Al-Quhiri Asy-Syafi'i (wafat 1155 H), Al-Imam Al-Busthami, Ahmad
bin Amin Al-Busthami (wafat 1157 H), Al-Imam ‘Athaullah Al-Azhari, 'Athaullah
bin Ahmad bin 'Athaillah Al-Azhari Al-Mishri Asy-Syafi'i (wafat 1161 H), Syeikh Sayyid Ja’far Al-Barzanji, Sayyid
Ja‘far bin Hasan bin ‘Abdul Karim bin Muhammad bin Rasul Al-Barzanji (wafat
1184 H).
k.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Tiga Belas Hijriyah. Al-Imam Al-Yamani, Abdullah bin Sulaiman Al-Yamani (wafat 1201 H), Al-Imam Syeikh Abdush Shamad Al-Falambani,
Sayyid ‘Abdush Shamad bin ‘Abdurrahman Al-Jawi Al-Palimbani bin Syeikh ‘Abdul
Jalil bin Syeikh ‘Abdul Wahhab bin Syeikh Ahmad Al-Mahdani (wafat 1203 H),
Al-Imam Al-’Allamah Syeikh Sulaiman Al-Jumal, Al-‘Allamah asy-Syeikh Sulaiman
al-Jamal (wafat 1204 H), Al-Imam Ahmad Al-Khalifi, Ahmad bin Muhammad Al-Kurdi Asy-Syaharuzi
Al-Baithusyi (wafat 1209 H), Al-Imam Al-Baithusyi, ‘Abdullah bin Muhammad
Al-Kurdi Asy-Syaharuzi Al-Baithusyi (wafat 1211 H), Al-Imam At-Takriti, ‘Abdullah
bin 'Ali bin Rifa'i bin Muhammad ‘Ubaid bin 'Ali bin Al-Banna' At-Tikriti Al-Baghdadi
(wafat 1211 H), Al-Imam Ibnu Jauhari, Muhammad bin Ahmad bin Hasan bin ‘Abdil
Karim Al-Khalidi Al-Mishri Asy-Syafi'i (wafat 1215 H), Al-Imam Ad-Damanhuri,
Ahmad bin Muhammad bin Musthafa Ad-Damanhuri Al-Mishri Asy-Syafi'i (wafat 1221
H), Al-Imam Al-Bujairami Al-Mishri, Al-Bujairami Al-Mishri, Syeikh Sulaiman
Al-Bujairimi, Sulaiman bin Umar bin Muhammad (wafat 1221 H), Al-Imam Syeikh
Muhammad Arsyad Al-Banjari, Maulana Muhammad Arsyad Al-Banjari bin ‘Abdullah
bin Tuan Penghulu Abu Bakar bin Sultan Abdurrasyid Mindanao bin ‘Abdullah bin
Abu Bakar Al-Hindi bin Ahmad Ash-Shalaibiyyah bin Husein bin ‘Abdullah bin Syeikh
bin ‘Abdullah Al-‘Idrus Al-Akbar (datuk seluruh keluarga Al-‘Aidrus) bin Abu
Bakar As-Sakran bin ‘Abdurrahman As-Saqaf bin Muhammad Maula Dawilah bin ‘Ali
Maula Ad-Dark bin ‘Alwi Al-Ghoyyur bin Muhammad Al-Faqih Muqaddam bin ‘Ali
Faqih Nuruddin bin Muhammad Shahib Mirbath bin ‘Ali Khaliqul Qassam bin ‘Alwi
bin Muhammad Maula Shama’ah bin ‘Alawi Abi Sadah bin ‘Ubaidillah bin Imam Ahmad
Al-Muhajir bin Imam ‘Isa Ar-Rumi bin Al Imam Muhammad An-Naqib bin Al-Imam ‘Ali
‘Uraidhy bin Al-Imam Ja’far Ash-Shadiq bin Al-Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam
‘Ali Zainal Abidin bin Al-Imam Sayyidina Husein bin Al-Imam Amirul Mu’minin ‘Ali
Karamallah wajhah wa Sayyidah Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Saw. (wafat
1227 H), Al-Imam Asy-Syarqawi (wafat 1227 H), Kemas Haji Muhammad Zein bin
Kemas Haji Abd Al-Rauf Al-Jambi Al-Syafi’i Al-Asya’ari Al-Naqsyabandi (wafat
1230 H), Al-Imam Syeikh Asy-Syanwani (wafat 1233 H), Al-Imam Syeikh Daud
‘Abdullah Al-Fathani, Syeikh Wan Daud bin Syeikh Wan ‘Abdullah bin Syeikh Wan
Idris Bahjah Ad-Din Al-‘Arif Ar-Rabbani Al-Fathani (wafat 1265 H), Pangeran
Penghulu Noto Agomo Magatsari Al-Jambi (wafat 1268 H), Al-Imam Al-Bajuri, Syeikh
Ibrahim Al-Bajuri, Burhanuddin Ibrahim Al-Bajuri bin Syeikh Muhammad Al-Jizawi
bin Ahmad (wafat 1276 H).
l.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Empat Belas Hijriyah. Syeikh Al-Bakri Syatha Ad-Dimyathi, (wafat 1302 H), Sayyid Ahmad Zaini
Dahlan, Mufti Makkah, al-Imam Al-Ajal Bahrul Akmal Faridu ‘Ashrihi wa Aawaanihi
Syeikhul 'Ilmi wa Haamilu liwaaihi Hafidzu Haditsin Nabi wa Kawakibu Samaihi
Ka’batul Muriidin wa Murabbis Saalikiin Asy-Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan
(wafat 1304 H), Al-Qadhi Abd al-Ghani bin Haji Abd Al-Wahhab Al-Jambi (wafat
1306 H), Sayyid Bakri bin Muhammad Zainul ‘Abidin Syatha Ad-Dimyathi Al
Makki Asy-Syafi’i (Wafat 1310 H), Syeikh Abd Al-Majid bin Haji Muhammad Yusuf
Keramat Masyayikhul Ulama Al-Jambi (wafat 1311 H), Syeikh An-Nawawi Al-Bantani
Al-Jawi, Syeikh Muhammad Nawawi Al-Jawi Al-Bantani Sayyid Ulama Al-Hijaz
Al-Imam Al-Muhaqqiq wa Al-Fahhamah Al-Mudaqqiq A’yan Ulama Al-Qarn Al-Ram Asyar
li Al-Hijrah Imam Ulama’ Al-Haramain (wafat 1316 H), Syeikh Muhammad Shaleh Darat
bin Umar As-Samarani (1321 H), Syeikh Wan Ali Kutan, Syeikh Wan Ali bin Wan
Abdur Rahman Kutan Al-Kalantani, Wan Ali bin Haji Abdul Rahman (wafat 1331 H), Syeikh
Zainal Abidin bin Muhammad Al-Fathani, Syeikh Zainal Abidin bin Muhammad Al-Fathani,
Syeikh Zainal Abidin bin Muhammad Dahhan bin Syeikh Wan Syamsuddin bin Wan Syeikh
Jaafar bin Syeikh Wan Husein bin Ali (wafat 1331 H), Syeikh Utsman Betawi, Said
Utsman bin Abdullah bin Aqil bin Umar bin Yahya Al-Alawi Habib Utsman Mufti
Batawi (wafat 1333 H), Syeikh Ahmad Khatib, Al-‘Allamah Asy-Syeikhul
Islami Ahmad Khatib Rahimahullah bin ‘Abdul Lathif bin ‘Abdurrahman bin
‘Abdullah bin ‘Abdul ‘Aziz Al-Khathib Al-Minangkabawi Al-Jawi Al-Makki
Asy-Syafi’i Al-Atsari rahimahullah (wafat 1334 H), Syeikh Utsman Senik, Tuan
Guru Haji Utsman bin Haji Senik bin Haji Ibrahim bin Haji Salim Al-Buqis (wafat
1336 H), Syeikh Usman Al-Jambi berasal dari Serawak (wafat 1337 H), Al-’Allamah
Az-Zuhri Al-Ghamrawi (wafat 1337 H), Syeikh Utsman As-Saraqawi (wafat 1339 H), Syeikh
Muhammad Sa’ad, Syeikh Saad Mungka, Syeikh Muhammad Saad Al-Khalidi Mungka bin
Muhammad Tanta (wafat 1339 H), KH. Ibrahim bin Syeikh Abdul Majid Al-Jambi, KH.
Ibrahim bin Syeikh Abdul Majid Al-Jambi bin Syeikh Abdul Majid Al-Jambi bin Syeikh
Muhammad Yusuf bin H. 'Abid bin Datuk Jantan Seri Penghulu (wafat 1340 H), Syeikh
Sayid Yamani Al-Jambi dari Mekkah (wafat 1342 H), KH. Ibrahim bin Haji Ahmad
Majid Al-Jambi (wafat 1342 H), Syeikh Muhammad Al-Bukhari Al-Jambi dari Mekkah
(wafat 1343 H), Syeikh Tengku Muhammad Zuhdi bin Tengku Abdurrahman Al-Jambi
dari Malaysia (wafat 1343 H), Sayid Abdullah Dahlan Al-Jmbi dari Mekkah (wafat
1343 H), Syeikh Muhammad Ali Maliki dari Mekkah (wafat 1344 H), Syeikh Muhammad
Khalil Al-Maduri Bangkalan, Syeikhona Kholil Al-'Alim Al-'Allamah Asy-Syeikh
Muhammad Kholil bin Abdul Lathif Al-Bangkalani Al-Maduri Al-Jawi Asy-Syafi'i
(wafat1344 H), Syeikh Said Abdullah bin Said Muhammad Shalih bin Said Abdur
Rahman Az-Zawawi Mufti Syafi’iyah Al-Makki (wafat 1343 H), Syeikh Muhammad
Sa’id Al-Linggi, Syeikh Muhammad Said Linggi bin Haji Jamaluddin (wafat 1345
H), Syeikh Saleh Yamani Al-Jambi dari Mekkah (wafat 1349 H), Syeikh Hasan
Yamani Al-Jambi dari Mekkah (wafat 1349 H), Syeikh Muhammad Al-Ahdali Al-Jambi
dari Mekkah (wafat 1349 H), Syeikh Yusuf Bin Isma’il Al-Nabhani (wafat 1350 H),
Syeikh Muhammad Shaleh Al-Minankabawi, Syeikh Muhammad Saleh Al-Minankabawi bin
Abdullah Muhammad Thaiyib Syeikh al-Islam Perak Darul Redzuan (w.1351 H), Syeikh
Khatib 'Ali, Syeikh Khatib Ali Padang Khatib Muhammad Ali bin Abdul Muthalib
(wafat 1353 H), Syeikh Wan Sulaiman (wafat 1354 H), Syeikh Hasan Ma’sum (wafat
1355 H), Syeikh Abu Bakar Muar (wafat 1357 H), Syeikh Abdurrahman Shiddiq
Al-Banjari, Tuan Guru Sapat, Indragiri Hilir, Syeikh Abdurrahman Siddiq bin
Muhammad 'Afif bin Mahmud bin Jamaluddin Al-Banjari Mufti Indragiri (wafat 1358
H), Syeikh Abdul Latif At-Tanbi (wafat 1358 H), Imam Ya’qub al-Kalantani
(wafat 1360 H), Syeikh Muhammad Jamil Jaho, Syeikh Muhammad Jamil Jaho bin
Datuk Garang Qadhi Tambangan (wafat 1360 H), Syeikh Muhammad Shaleh Kedah,
(wafat antara 1367 H), Syeikh Hasyim Asy’ari, Hadhratusy Syeikh Kyai Haji
Muhammad Hasyim Asy'ari bin Kyai Asy'ari bin Kyai Utsman (wafat 1367 H), Syeikh
Abdul Mubin Al-Jarimi Al-Fathani (wafat 1367 H), Syeikh Abdul Wahid, Abdul
Wahid Ash-Shalihi Syeikh Abdul Wahid Ash-Shalihi Syeikh Abdul Wahid Tabek
Gadang Baliau Tobek Godang bin Syeikh Muhammad Shalih Padang Kandis (wafat 1369
H), Syeikh Muhammad Fadhil Banten, Syeikh Fadhil Banten atau Kiyai Haji Fadhil
bin Haji Abu Bakar Al-Banten (wafat 1369 H), Syeikh Mustafa Husein, Syeikh
Musthafa Husein Al-Mandili Syeikh Purba Na Tobang Muhammad Yatim bin H. Husein
(wafat 1370 H), Syeikh Abbas Qadi (wafat 1370 H), Syeikh Ihsan Dahlan Al-Jampesi,
Syeikh Ihsan Jampes atau Syeikh Ihsan bin Muhammad Dahlan Al-Janfasi Al-Kadiri
(wafat 1371 H), Syeikh Tahir Jalaluddin Al-Azhari, Syeikh Muhammad Tahir
Jalaluddin bin Syeikh Muhammad Al-Falaki Al-Azhari (wafat 1376 H), Syeikh
Tengku Mahmud Az-Zuhdi (wafat 1376 H), Syeikh Ismail Al-Asyi, Syeikh Ismail bin
Abdul Muthalib Al-Asyi (Kairo, 1377 H sudah tiada), Dimyathi Syafi'ie, Kyai
Haji Dimyathi Syafi'i Thobiri bin Kyai Syafi'i bin Kiai Maksum bin Kiyai Istad
bin Kiyai Hasan Mubarak bin Kiyai Ageng Minak bin Kiyai Ageng Kalimundu bin
Kiyai Jangkung bin Kiyai Fathullah bin Sunan Gunung Jati (wafat 1378 H), Syeikh
Abdullah Fahim, Abdullah Fahim, Tuan Guru Haji Abdullah II bin Haji Ibrahim
Ahmad bin Haji Abdullah I (wafat 1380 H), Syeikh Muda Wali, Muhammad Muda Wali,
Syeikh Muhammad Muda Waly Al-Khalidy bin Syeikh Muhammad Salim bin Malin Palito
(wafat 1380 H), Syeikh Abdul Qadir bin Abdul Mutalib Al-Mandili, Syeikh ‘Abdul
Qadir bin ‘Abdul Muththalib bin Hassan Al-Andunisi Al-Mandili Al-Makki
Asy-Syafi’i (wafat 1385 H), Al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi, Habib Ali
Kwitang, Al-Habib Ali bin Abdurrahman bin Abdullah Al-Habsyi (wafat 1388 H), Muhammad
Mahfudz At-Tarmasi, Al-Imam, Al-'Allamah, Al-Faqih, Al-Ushuli, Al-Muhaddits, Al-Muqri`
Muhammad Mahfudz bin Abdullah bin Abdul Mannan At-Tarmasi, al-Jawi, Al-Makki, Asy-Syafi'i
(Wafat 1338 H), Habib Salim bin Djindan, Al-Habib Salim bin Ahmad bin Husain
bin Saleh bin Abdullah bin Jindan bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Syeikhan
bin Asy Syeikh Abu Bakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurahman bin Abdullah bin
Asy-Syeikh Abdurahman As-Seggaf bin Muhammad Maula Ad-Dawilah bin Ali Maula Ad-Dark
bin Alwi Al-Ghuyyur bin Al-Faqih Al-Muqoddam Muhammad bin Ali bin Muhammad
Shahib Murbath bin Ali Khala' Qosam bin Alwi bin Muhammad Shahib Shawma'ah bin
Alwi bin Ubaidillah bin Al-Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-'Uraidhi
bin Ja'far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain
bin Ali bin Abi Thalib, Al Husain Putra As-Sayyidah Fatimah Az-Zahra binti
Rasulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Aalihi Wa Shohbihi Wa Sallam (wafat
1389 H), Sulaiman Ar-Rasuli, Syeikh Sulaiman Ar-Rasuli Al-Minangkabawi (wafat
1390 H), K.H. Abdul Qadir bin H. Ibrahim bin Haji Ahmad Majid Al-Jambi (wafat
1390 H), Syeikh Abdurrahman Al-Kalantani, Tuan Guru Haji Abdur Rahman bin
Husein Al-Kalantani (wafat 1391 H), Abdul Wahab Hasbullah, Kiai Haji Abdul
Wahab Hasbullah bin KH. Hasbullah Said (wafat 1391 H), Teungku Haji Hasan
Krueng Kale, Guru Syeikh Muda Wali (wafat 1392 ), Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas,
Al-Habib Ali bin Husein Al-Attas Al-Habib Ali Bungur Al-Habib Ali Cikini Al-Habib
Ali bin Husein bin Muhammad bin Husein bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin
Husein bin Al-Imam Al-Qutub Al-Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas bin Agil bin
Salim bin Abdullah bin Abdurrahman As-Segaf bin Mauladawilah bin Ali bin Alwi
Al-Ghuyyur bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqaddam bin Ali bin Muhammmad Sahib
Mirbath bin Ali Khala’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin ‘Ubaidillah bin
Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad An-Naqib bin Ali Al-‘Uraidhi bin Ja’far
Ash-Shadiq bin Muhammad Baqir bin Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali bin Ali
Thalib suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasalam (wafat
1396 H), Syeikh Hassan Habannakah al-Maydani, Syeikh Hassan bin Marzuq bin
Arabi bin Ghunaim Habannakah al-Maydani (wafat 1398 H), Syeikh Arif al-Syam
Al-Jambi dari Syam (wafat ?), Syeikh Muhammad Syafi’i Bafadhal Al-Jambi (wafat
?), Sayyid Alwi al-Baithi al-Musawa Al-Jambi (wafat ?), Tuan Guru KH.
Abdurrahman Bin H. Bakri Sungai Pinang Kuala Enok (wafat 1395).
m.
Ulama Madzhab Asy-Syafi’i Kurun
Ke-Lima Belas Hijriyah. KH. Sirajuddin ‘Abbas (wafat 1400 H), Syeikh Muhammad Idris al-Marbawi
(wafat 1409 H), Mufti Haji Ismail Omar (wafat 1413 H), Syeikh Syamsuddin (wafat
1418 H), KH. Hasby Idris bin Idris (wafat 1425 H) Wonosobo, K.H.M. Syafi’i Hadzami (wafat 1427 H), Syeikh
Muhammad Fuad al-Maliki, Syeikh Nuh ‘Ali Salman al-Qudah (wafat 1432 H), KH.
Bustani Qadri, Tembilahan Indragiri Hilir (1424 H), Syeikh Ahmad Sahl al-Hajini, Syeikh Mushthafa Al-Khin,
Syeikh Mushthafa Al-Bugha, dan lain-lain yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
9.
Kitab Fiqih Berpengaruh Madzhab
Asy-Syafi’i.
Al-Umm karya Imam Syafi'i Al-Risalah (Ushul Fiqh) oleh
Imam Syafi'i, Minhajut Talibin oleh Imam Nawawi, Raudhah at-Talibin wa Umdatul
Muftin oleh Imam Nawawi, Al-Majmu’ oleh Imam Nawawi, Matan Taqrib oleh Abu
Syuja’, Al-Iqna' oleh Muhammad Al Syarbini Al Khatib, Tuhfatul Muhtaj bi
Syarhil Minhaj oleh Ibnu Hajar Al-Haithami, Mughni al-Muhtaj ila Ma’rifati
Ma'ani Alfadzil Minhaj oleh Al-Khatib As-Syarbini, Al-Wasit oleh Imam Ghazali,
Manhaj at-Tullab oleh Zakaria Al-Anshari Abu Yahya, Al-Hawi al-Kabir oleh
Al-Mawardi, Kifayatul Akhyar oleh Taqiuddin Abu Bakr bin Muhammad Al-Husaini
Al-Hishni, Mukhtashar al-Muzani oleh Al-Muzani, At-Tahdzib, Al-Fatawa oleh Imam
Al-Baghawi, As-Syarhul Kabir (Fathul Aziz) oleh Imam Rafi'i, Al-Muqaddimah
Al-Hadramiyah oleh Abdullah Bafadhal Al-Hadrami, Al-Manhajul Qawim Syarh
Masa'il at-Taklim (Syarh Al-Muqaddimah Al-Hadramiyah) oleh Ibnu Hajar
Al-Haitami, dan ‘Umdatul Masalik wa Iddatun Nasik oleh Abu Syihab Al-Mishri.
فَهْرَسُ اْلاٰيَاتِ عِنْدَ الصَّلَوَاتِ اْلخَمْسِ
فِى اْلأُسْبُوْع
DAFTAR AYAT UNTUK SHALAT
LIMA WAKTU DALAM SEMINGGU
1.
Ahad
1)
Maghrib, rakaat pertama QS.
105 Al Fiil, kedua
QS. 106. Quraisy
2)
Isya, rakaat pertama QS.
094. Alam Nasyrah, kedua
QS. 097. Al Qadr
3)
Shubuh, rakaat pertama QS.
086. Ath Thaariq, kedua
QS. 095. At Tiin
4)
Zhuhur, rakaat pertama QS.
106. Quraisy, kedua
QS. 107. Al Maa’uun
5)
Ashar, rakaat pertama QS.
102. At Takaatsur, kedua
QS. 103. Al ‘Ashr
2.
Senin
1)
Maghrib, rakaat pertama
QS. 107. Al Maa’uun, kedua
QS. 108. Al Kautsar
2)
Isya, rakaat pertama
QS. 095. At Tiin, kedua
QS. 097. Al Qadr
3)
Shubuh, rakaat pertama QS.
091. Asy Syans, kedua
QS. 092. Al Lail
4)
Zhuhur, rakaat pertama
QS. 107. Al Maa’uun, kedua
QS. 108. Al Kautsar
5)
Ashar, rakaat pertama
QS. 113. Al Falaq, kedua
QS. 114. An Naas
3.
Selasa
1)
Maghrib, rakaat pertama
QS. 109. Al Kaafiruun, kedua
QS. 112. Al Ikhlaash
2)
Isya, rakaat pertama
QS. 101. Al Qaari’ah, kedua
QS. 102. At Takaatsur
3)
Shubuh, rakaat pertama QS.
089. Al Fajr, kedua
QS. 090. Al Balad
4)
Zhuhur, rakaat pertama
QS. 109. Al Kaafiruun, kedua
QS. 110. An Nashr
5)
Ashar, rakaat pertama
QS. 106. Quraisy, kedua
QS. 107. Al Maa’uun
4.
Rabu
1)
Maghrib, rakaat pertama
QS. 113. Al Falaq, kedua
QS. 114. An Naas
2)
Isya, rakaat pertama
QS. 104. Al Humazah, kedua
QS.105. Al Fiil
3)
Shubuh, rakaat pertama QS.
093. Adh Dhuhaa, kedua QS. 094. Alam Nasyrah
4)
Zhuhur, rakaat pertama
QS. 104. Al Humazah, kedua
QS.105. Al Fiil
5)
Ashar, rakaat pertama
QS. 094. Alam Nasyrah, kedua
QS. 097. Al Qadr
5.
Kamis
1)
Maghrib, rakaat pertama
QS. 107. Al Maa’uun, kedua
QS. 108. Al Kautsar
2)
Isya, rakaat pertama
QS. 093. Adh Dhuhaa, kedua
QS. 094. Alam Nasyrah
3)
Shubuh, rakaat pertama QS.
098. Al Bayyinah, kedua
QS. 100. Al ‘Aadiyaat
4)
Zhuhur, rakaat pertama
QS. 107. Al Maa’uun, kedua
108. Al Kautsar
5)
Ashar, rakaat pertama
QS. 104. Al Humazah, kedua
QS.105. Al Fiil
6.
Jum’at
1)
Maghrib, rakaat pertama
QS. 109. Al Kaafiruun, kedua
QS. 112. Al Ikhlaash
2)
Isya, rakaat pertama
QS. 064. At Taghaabun, kedua
QS. 063. Al Munaafiquun
3)
Shubuh, rakaat pertama QS.
032. As Sajdah, kedua
QS. 076. Al Insaan
4)
Zhuhur, rakaat pertama
QS. 087. Al A’laa, kedua
QS. 088. Al Ghaasyiyah
5)
Ashar, rakaat pertama
QS. 107. Al Maa’uun, kedua
QS. 108. Al Kautsar
7.
Sabtu
1)
Maghrib, rakaat pertama
QS. 113. Al Falaq, kedua
QS. 114. An Naas
2)
Isya, rakaat pertama
QS. 093. Adh Dhuhaa, kedua
QS. 094. Alam Nasyrah
3)
Shubuh, rakaat pertama QS.
092. Al Lail, kedua
QS. 093. Adh Dhuhaa
4)
Zhuhur, rakaat pertama
QS. 100. Al ‘Aadiyaat, kedua
QS. 101. Al Qaari’ah
5)
Ashar, rakaat pertama
QS. 102. At Takaatsur, kedua
QS. 103. Al ‘Ashr
Sumber: Tatsbiitul
Fu’aad, Ghaayatul Muraad, dan al-Qashdu oleh Al-Habib Abdullah bin Alawi bin
Muhammad Al-Haddad, Ditashih oleh Al-Habib Ali bin Isa bin Abdul Qader
Al-Haddad; cucunda dari Al-Habib Abdullah Al-Haddad.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar