Translate

Rabu, 17 Februari 2021

 

BAB 2

MERAIH BAHAGIA DUNIA DAN AKHIRAT

 

1.      Pembelajaran 4 kali tatap muka Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

2.      Kehadiran 25% setiap tatap muka Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

3.      Isi daftar hadir online setiap masuk google classroom

 

 

Ayat tentang Adanya Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat

Tujuan Pembelajaran:

1.      Siswa diharapkan meyakini kebenaran tentang kehidupan akhirat lebih utama dari pada kehidupan dunia dan menjiwai sikap tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari sebagai modal dasar pembentukan sikap anti korupsi, dan

2.      Siswa diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam Menganalisis isi kandungan Q.S. al-A’la (87): 14-19, Q.S. al-Qashash (28): 77 dan Q.S. Ali Imran (3): 148 tentang adanya hubungan kehidupan dunia dan akhirat dan mampu Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-A’la (87): 14-19, Q.S. al-Qashash (28): 77 dan Q.S. Ali Imran (3): 148, serta dapat Menyimpulkan keterkaitan kandungan Q.S. al-A’la (87): 14-19, Q.S. al-Qashash (28): 77 dan Q.S. Ali Imran (3): 148 dengan kesalahan gaya hidup materialistik, hidonis dan konsumtif pada zaman akhir

 

Pertemuan ke-1

1.      Mengamati bahan tayangan materi pembelajaran Ayat tentang Adanya Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat

2.      Peserta didik melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran Ayat tentang Adanya Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat

 

Pertemuan ke-2

1.      Peserta didik mendiskusikan materi pelajaran Ayat tentang Adanya Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat

2.      Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi materi pelajaran Ayat tentang Adanya Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat

 

Pertemuan ke-3

1.      Guru dan peserta didik menyimpulkan materi pelajaran Ayat tentang Adanya Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat

2.      Peserta didik diberi kesempatan untuk menanyakan mengenai materi pelajaran Ayat tentang Adanya Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat

 

Pertemuan ke-4

Penilaian Harian 2 (Latihan 2)


 

Pertemuan ke-1

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Semoga semuanya dalam keadaan sehat wal’afiat dan dapat melaksanakan protocol kesehatan melalui 5 M, yaitu: Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, dan Membatasi mobilitas. Semoga kita semua terhindar dari wabah covid-19. Aamiin Ya Rabbal’aalamiin.

1.      Mengamati bahan tayangan materi pembelajaran Ayat tentang Adanya Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat

1)      Perhatikanlah Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3 pada LKS halaman 20

2)      Setelah mengamati dengan seksama ketiga gambar tersebut, tentu banyak hal yang timbul dalam pikiran. Maka cobalah untuk menulis apa yang terkandung dari ketiga gambar tersebut.

3)      Jika ada pertanyaan silahkan ditulis dikolom komentar atau melalui WA 085265396918

 

2.      Peserta didik melakukan tanya jawab tentang materi pembelajaran Ayat tentang Adanya Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat

1)      Baca Pengantar pada LKS halaman 20 s.d 21

2)      Setelah membaca pengantar tersebut, maka cobalah untuk membandingkan dengan situasi yang ada dilingkungan masing-masing.

3)  

Demikianlah materi pembelajaran PJJ kita, semoga mendapat ridho dari Allah Swt.

Terima kasih

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

 

Pertemuan ke-2 

1. Peserta didik mendiskusikan materi pelajaran Ayat tentang Adanya Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat 

2. Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi materi pelajaran Ayat tentang Adanya Hubungan Kehidupan Dunia dan Akhirat 

 

Kegiatan halaman 21 

1. Membaca QS. Al-A'la ayat 14 - 19 

2. Membaca terjemah kosa kata {mufradat) 

3. Membaca Penjelasan ayat pada halaman 23  

Terima kasih

 

 

BAB 2

 KUBERBAGI INFAK DAN SEDEKAH

(QS. AL-FAJR (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261)

 

Sungguh beruntung orang-orang yang diberi rezeki berlimpah oleh Allah Swt. Namun demikian perlu disadari bahwa rezeki adalah amanah dari Allah Swt. yang harus dikelola dan digunakan sesuai ketentuan-Nya. Rezeki yang kita miliki bukanlah utuh menjadi hak milik pribadi, tetapi di dalamnya ada hak-hak orang lain yang harus kita berikan kepadanya.

Sebagai orang yang beriman, bagaimana kita bersikap terhadap rezeki, bagaimana kita memperlakukan rezeki, dan apa keuntungan bagi oranag-orang yang menginfakkan?

Dalam bab ini kalian akan mempelajari Firman Allah Swt. QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 tentang infaq di jalan Allah Swt.

 

ISI KANDUNGAN QS. AL-FAJR (89): 15-18, QS. AL-BAQARAH (2): 254 DAN 261

1.  Pengertian Infak dan Sedekah

Infak berasal dari kata anfaqa-yunfiqu yang artinya membelanjakan atau membiayai yang berhubungan dengan perintah-perintah Allah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia infak adalah pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan. Sedangkan menurut istilah, infak adalah mengeluarkan atau memberikan sebagian dari harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam.

Infak berbeda dengan zakat, infak tidak mengenal istilah nisab dan jumlah yang ditentukan secara hukum tetapi sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dan penerimanya pun tidak ditentukan sebagaimana zakat. Infak dapat diberikan kepada mustahik zakat dan selain mustahik zakat seperti keluarga dan kerabat, bahkan untuk membiayai kebutuhan diri sendiri Lebih luas lagi pengertian sedekah, meliputi harta dan jasa, bahkan seyum pun sebagai sedekah. Membuang ranting atau duri dari jalan pun sedekah.

Infak dan sedekah hendaklah dengan harta yang baik. Firman Allah Swt. dalam QS. Al-Baqarah (2) : 267 sebagai berikut:

Artinya:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَنفِقُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا كَسَبۡتُمۡ وَمِمَّآ أَخۡرَجۡنَا لَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِۖ وَلَا تَيَمَّمُواْ ٱلۡخَبِيثَ مِنۡهُ تُنفِقُونَ وَلَسۡتُم بَِٔاخِذِيهِ إِلَّآ أَن تُغۡمِضُواْ فِيهِۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ  (٢٦٧)

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagaian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya , padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.

Lalu kepada siapa kita memberikan infak dan bersedekah? Dalam QS. at-Taubah (09):60 Allah Swt. berfirman:

۞إِنَّمَا ٱلصَّدَقَٰتُ لِلۡفُقَرَآءِ وَٱلۡمَسَٰكِينِ وَٱلۡعَٰمِلِينَ عَلَيۡهَا وَٱلۡمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمۡ وَفِي ٱلرِّقَابِ وَٱلۡغَٰرِمِينَ وَفِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِۖ فَرِيضَةٗ مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٞ   (٦٠)

Artinya:

“Sesunguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mua’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Infak dan sedekah hendaklah dilakukan hanya karena Allah. “Dan bersedekahlah kepada Kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah”. QS. Yusuf (12):88.

 

2.  QS. AL-FAJR (89): 15-18

Bacalah QS. Al-Fajr (89): 15-18 sebagaimana dicontohkan guru pendamping. Kemudian tulislah dengan baik dan benar!

فَأَمَّا ٱلۡإِنسَٰنُ إِذَا مَا ٱبۡتَلَىٰهُ رَبُّهُۥ فَأَكۡرَمَهُۥ وَنَعَّمَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّيٓ أَكۡرَمَنِ (١٥) وَأَمَّآ إِذَا مَا ٱبۡتَلَىٰهُ فَقَدَرَ عَلَيۡهِ رِزۡقَهُۥ فَيَقُولُ رَبِّيٓ أَهَٰنَنِ (١٦) كَلَّاۖ بَل لَّا تُكۡرِمُونَ ٱلۡيَتِيمَ (١٧) وَلَا تَحَٰٓضُّونَ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ (١٨)

Artinya:

“Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.”Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.”Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin”.

 

Penjelasan Ayat

Dalam QS. Al-Fajr (89): 15-16 dijelaskan bahwa kecenderungan manusia merasa mulia dengan rezeki yang diberikan Allah Swt, padahal tidaklah demikian, sesungguhnya harta itu hanyalah ujian dan cobaan bagi mereka. Dan begitu pula sebaliknya, jika mereka diberi kesempitan rezeki, mereka menganggap Allah Swt. menghina mereka. Padahal tidaklah demikian, sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapapun yang disukai-Nya dan tidak disukai-Nya. Begitu pula Allah Swt. menyempitkan rezeki kepada siapapun yang disukai-Nya dan tidak disukai-Nya. Dalam menghadapi dua kondisi seperti itu hendaklah manusia hanya bergantung kepada Allah. Jika diberi keluasan rezeki hendaklah ia bersyukur. Dan jika dalam kesempitan rezeki hendaklah ia bersabar tanpa menyalahkan siapapun. Selanjutnya dalam QS. Al-Fajr (89): 17-18 Allah Swt. mengisyaratkan agar manusia memuliakan dan menyayangi anak yatim. Memperlakukan mereka dengan baik, sebagaimana dalam hadis riwat Ibnu Majah dari Abi Hurairoh Rasulullah Saw. bersabda:”Sebaik-baik rumah seorang muslim adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diasuh dengan baik. Seburuk-buruk rumah orang Islam yang di dalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan jahat”.

Betapa mulianya orang-orang yang menyayangi anak yatim. Kelak Mereka akan berdampingan bersama Rasulullah Saw. Rasulullah Saw. bersabda dalam hadis riwayat Bukhari dari Abu Sahl bin Sa’ad : “Aku dan orangorang yang memelihara anak yatim di surga seperti ini, Beliau menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah serta merenggangkan keduanya”.

Selanjutnya dalam QS. Al-Fajr (89): 18 Allah Swt. memperingatkan agar manusia saling menyeru, saling mengingatkan untuk menyeru memberi makan orang miskin. Orang-orang yang tidak menyantuni anak yatim dan tidak menyeru memberi makan orang miskin termasuk pendusta agama. Allah berfirman dalam QS. Al-Ma’uun (107) : 1-3 :

أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِي يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ (١) فَذَٰلِكَ ٱلَّذِي يَدُعُّ ٱلۡيَتِيمَ (٢) وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ (٣)

Artinya:

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama, itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan member makan orang miskin”.

 

3.  QS. Al-Baqarah (2): 254

Bacalah QS. Al-Baqarah (2): 254 sebagaimana dicontohkan guru pendamping. Kemudian tulislah ayatnya dengan baik dan benar!

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَنفِقُواْ مِمَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ يَوۡمٞ لَّا بَيۡعٞ فِيهِ وَلَا خُلَّةٞ وَلَا شَفَٰعَةٞۗ وَٱلۡكَٰفِرُونَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ (٢٥٤)

Artinya:

“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim”.

 

Penjelasan Ayat

Dalam QS. Al-Baqarah (2): 254 Allah Swt. menyeru orang-orang yang beriman agar menafkahkan hartanya, baik sedekah yang wajib (zakat) maupun sedekah yang sunah. Dan hendaknya bersegera untuk menafkahkan sebagian rezeki yang Allah Swt. karuniakan sebelum datangnya hari kiamat. Karena setelah kiamat tiba maka seseorang tidak dapat menebus dirinya dengan harta apapun. Pada saat itu tidak ada pertolongan dari sahabat dan kerabat, bahkan keturunan pun tak ada yang peduli lagi. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. al-Mukminun (23): 101 :

فَإِذَا نُفِخَ فِي ٱلصُّورِ فَلَآ أَنسَابَ بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَئِذٖ وَلَا يَتَسَآءَلُونَ (١٠١)

Artinya:

“Apabila sangkakala ditiup, maka tidak ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu dan tidak ada pula mereka saling bertanya”

 

4.  QS. Al-Baqarah (2): 2 261

Bacalah QS. Al-Baqarah (2) : 261 sebagaimana dicontohkan guru pendamping. Kemudian tulislah dengan baik dan benar!

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ (٢٦١)

Artinya:

 “Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha luas, Maha mengetahui”

 

Penjelasan Ayat

Dalam QS. Al-Baqarah (2): 261 Allah Swt. menjelaskan bahwa menginfakkan harta dengan ikhlas dalam ketaatan kepada-Nya akan dilipatgandakan pahalanya sampai tujuh ratus kali lipat. Walaupun asbabun nuzul ayat ini berhubungan dengan kedermawanan sahabat Nabi Muhammad Saw., yaitu Ustman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf. Keduanya menyumbangkan harta mereka ketika perang tabuk. Namun secara umum ayat ini mendorong agar manusia gemar infak dan sedekah tanpa dibatasi oleh kondisi dan keadaan.

 

5. Keterkaitan Kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18 dan QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 dengan Fenomena Sosial tentang Infak dan Sedekah

Pada bagian ini, lakukanlah diskusi utuk menganalisis keterkaitan kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 dengan fenomena sosial tentang infak dan sedekah. Ikuti langkah-langkah berikut!

1.  Berkelompoklah, setiap kelompok 4 - 5 orang.

2.  Siapkan alat tulis untuk mencatat hasil diskusi!

3.  Buatlah laporan tertulis dan presentasikanlah hasil diskusi kalian di depan kelas!

4.  Setiap kelompok memberi penilaian kepada kelompok lain yang sedang mempresentasikan hasil diskusinya!

5.  Carilah buku-buku sumber diperpustakaan atau sumber lain yang menunjang

 

 

RANGKUMAN

1   Manusia hendaknya bersyukur atas rezeki yang Allah anugerahkan dengan cara menginfakkan sebagaian rezekinya di jalan Allah.

2   Manusia harus tetap rendah hati atas rezeki yang Allah anugerahkan padanya, karena harta hanyalah titipan Allah Swt.

3   Manusia hendaknya senantiasa bersabar dalam kesusahan dan tetap berinfak sesuai kemampuannya di jalan Allah.

4   Infak adalah sebagi pembuktian bersyukur dan bersabar atas ketentuan Allah.

5   Allah Swt. mengisyaratkan agar menyantuni anak yatim dan du’afa.

6   Manusia hendaknya menyeru untuk memberi makan orang-orang miskin.

7   Allah menyeru orang-orang yang beriman agar bersegera menafkahkan hartanya, baik yang wajib (zakat) maupun yang sunah (infak dan sedekah).

8   Harta yang diinfakkan akan menjadi penolong dan penyelamat di akhirat kelak.

9   Memberikan infak harus dengan hati yang ikhlas agar berbalas pahala di dunia dan akhirat dari Allah Swt.