Translate

Senin, 04 November 2013

Tafsir Al-Qur'an


مباحث تفسير القرآن
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١) الْحَمْدُ لله رَب الْعَالَمِينَ (٢) الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ (٢) مَالِكِ يَوْمِ الدينِ (٣) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٤) اهْدِنَا الصرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٥) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ (٦) غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالينَ (٧) الفاتحة
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
"سُورَة الْفَاتِحَة" مَكِّيَّة سَبْع آيَات بِالْبَسْمَلَةِ إنْ كَانَتْ مِنْهَا وَالسَّابِعَة صِرَاط الَّذِينَ إلَى آخِرهَا وَإِنْ لَمْ تَكُنْ مِنْهَا فَالسَّابِعَة غَيْر الْمَغْضُوب إلَى آخِرهَا وَيُقَدَّر فِي أَوَّلهَا قُولُوا لِيَكُونَ مَا قَبْل إيَّاكَ نَعْبُد مُنَاسِبًا لَهُ بِكَوْنِهَا مِنْ مَقُول الْعِبَاد
---------------------------------------------------------------
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢)
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
"الْحَمْد لِلَّهِ" جُمْلَة خَبَرِيَّة قُصِدَ بِهَا الثَّنَاء عَلَى اللَّه بِمَضْمُونِهَا عَلَى أَنَّهُ تَعَالَى مَالِك لِجَمِيعِ الْحَمْد مِنْ الْخَلْق أَوْ مُسْتَحِقّ لِأَنْ يَحْمَدُوهُ وَاَللَّه عَلَم عَلَى الْمَعْبُود بِحَقٍّ .
"رَبّ الْعَالَمِينَ" أَيْ مَالِك جَمِيع الْخَلْق مِنْ الْإِنْس وَالْجِنّ وَالْمَلَائِكَة وَالدَّوَابّ وَغَيْرهمْ وَكُلّ مِنْهَا يُطْلَق عَلَيْهِ عَالَم يُقَال عَالَم الْإِنْس وَعَالَم الْجِنّ إلَى غَيْر ذَلِك وَغَلَبَ فِي جَمْعه بِالْيَاءِ وَالنُّون أُولِي الْعِلْم عَلَى غَيْرهمْ وَهُوَ مِنْ الْعَلَامَة لِأَنَّهُ عَلَامَة عَلَى مُوجِده .
---------------------------------------------------------------
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣)
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
"الرَّحْمَن الرَّحِيم" أَيْ ذِي الرَّحْمَة وَهِيَ إرَادَة الْخَيْر لِأَهْلِهِ .
---------------------------------------------------------------
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤)
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
"مَالِك يَوْم الدِّين" أَيْ الْجَزَاء وَهُوَ يَوْم الْقِيَامَة وَخُصّ بِالذِّكْرِ لِأَنَّهُ لَا مُلْك ظَاهِرًا فِيهِ لِأَحَدٍ إلَّا لِلَّهِ تَعَالَى بِدَلِيلِ "لِمَنْ الْمُلْك الْيَوْم ؟ لِلَّهِ" وَمَنْ قَرَأَ مَالِك فَمَعْنَاهُ مَالِك الْأَمْر كُلّه فِي يَوْم الْقِيَامَة أَوْ هُوَ مَوْصُوف بِذَلِك دَائِمًا "كَغَافِرِ الذَّنْب" فَصَحَّ وُقُوعه صِفَة لِمَعْرِفَةِ .
---------------------------------------------------------------
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
"إيَّاكَ نَعْبُد وَإِيَّاكَ نَسْتَعِين" أَيْ نَخُصّك بِالْعِبَادَةِ مِنْ تَوْحِيد وَغَيْره وَنَطْلُب الْمَعُونَة عَلَى الْعِبَاد وَغَيْرهَا .
---------------------------------------------------------------
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦)
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
"اهْدِنَا الصِّرَاط الْمُسْتَقِيم" أَيْ أَرْشِدْنَا إلَيْهِ وَيُبْدَل مِنْهُ
---------------------------------------------------------------
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (٧)
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
"صِرَاط الَّذِينَ أَنْعَمْت عَلَيْهِمْ" بِالْهِدَايَةِ وَيُبْدَل مِنْ الَّذِينَ لِصِلَتِهِ بِهِ .
"غَيْر الْمَغْضُوب عَلَيْهِمْ" وَهُمْ الْيَهُود "وَلَا" وَغَيْر "الضَّالِّينَ" وَهُمْ النَّصَارَى وَنُكْتَة الْبَدَل إفَادَة أَنَّ الْمُهْتَدِينَ لَيْسُوا يَهُودَ وَلَا نَصَارَى وَاَللَّه أَعْلَم بِالصَّوَابِ وَإِلَيْهِ الْمَرْجِع وَالْمَآب وَصَلَّى اللَّه عَلَى سَيِّدنَا مُحَمَّد وَعَلَى آله وَصَحْبه وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا

1.   Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
2. Segala puji bagi Allah. Lafal ayat ini merupakan kalimat berita, dimaksud sebagai ungkapan pujian kepada Allah berikut pengertian yang terkandung di dalamnya, yaitu bahwa Allah Taala adalah yang memiliki semua pujian yang diungkapkan oleh semua hamba-Nya. Atau makna yang dimaksud ialah bahwa Allah Taala itu adalah Zat yang harus mereka puji. Lafal Allah merupakan nama bagi Zat yang berhak untuk disembah. (Tuhan semesta alam) artinya Allah adalah yang memiliki pujian semua makhluk-Nya, yaitu terdiri dari manusia, jin, malaikat, hewan-hewan melata dan lain-lainnya. Masing-masing mereka disebut alam. Oleh karenanya ada alam manusia, alam jin dan lain sebagainya. Lafal 'al-`aalamiin' merupakan bentuk jamak dari lafal '`aalam', yaitu dengan memakai huruf ya dan huruf nun untuk menekankan makhluk berakal/berilmu atas yang lainnya. Kata 'aalam berasal dari kata `alaamah (tanda) mengingat ia adalah tanda bagi adanya yang menciptakannya.
3.   Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. yaitu yang mempunyai rahmat. Rahmat ialah menghendaki kebaikan bagi orang yang menerimanya.
4.   Yang menguasai hari pembalasan. di hari kiamat kelak. Lafal 'yaumuddiin' disebutkan secara khusus, karena di hari itu tiada seorang pun yang mempunyai kekuasaan, kecuali hanya Allah Taala semata, sesuai dengan firman Allah Taala yang menyatakan, "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini (hari kiamat)? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan." (Q.S. Al-Mukmin 16) Bagi orang yang membacanya 'maaliki' maknanya menjadi "Dia Yang memiliki semua perkara di hari kiamat". Atau Dia adalah Zat yang memiliki sifat ini secara kekal, perihalnya sama dengan sifat-sifat-Nya yang lain, yaitu seperti 'ghaafiruz dzanbi' (Yang mengampuni dosa-dosa). Dengan demikian maka lafal 'maaliki yaumiddiin' ini sah menjadi sifat bagi Allah, karena sudah ma`rifah (dikenal).
5.   Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Artinya kami beribadah hanya kepada-Mu, seperti mengesakan dan lain-lainnya, dan kami memohon pertolongan hanya kepada-Mu dalam menghadapi semua hamba-Mu dan lain-lainnya.
6.   Tunjukilah kami ke jalan yang lurus) Artinya bimbinglah kami ke jalan yang lurus, kemudian dijelaskan pada ayat berikutnya, yaitu:
7.   Jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka., yaitu melalui petunjuk dan hidayah-Mu. Kemudian diperjelas lagi maknanya oleh ayat berikut: (Bukan (jalan) mereka yang dimurkai) Yang dimaksud adalah orang-orang Yahudi. (Dan bukan pula) dan selain (mereka yang sesat.) Yang dimaksud adalah orang-orang Kristen. Faedah adanya penjelasan tersebut tadi mempunyai pengertian bahwa orang-orang yang mendapat hidayah itu bukanlah orang-orang Yahudi dan bukan pula orang-orang Kristen. Hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui dan hanya kepada-Nyalah dikembalikan segala sesuatu. Semoga selawat dan salam-Nya dicurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabatnya, selawat dan salam yang banyak untuk selamanya. Cukuplah bagi kita Allah sebagai penolong dan Dialah sebaik-baik penolong. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya berkat pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Referensi:
Tafsir Jalalain
Penerjemah:
Kompilasi:

Memahami isi kandungan QS Al Lahab dan An Nasr tentang problematika dakwah


MEMAHAMI ISI KANDUNGAN QS. AL-LAHAB DAN AN-NASR
TENTANG PROBLEMATIKA DAKWAH

Oleh : M. Yusuf, S.Ag
 Guru Al-Qur'an - Hadits MTs Negeri Tembilahan

 
Memahami isi kandungan QS Al Lahab dan An Nasr tentang problematika dakwah

1. QS AL LAHAB DAN AN NASR
a. QS Al Lahab
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (١) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ (٢) سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (٣) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (٤) فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (٥) اللهب
b. QS. An Nasr
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (١) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (٢) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (٣) النصر
ô2. TERJEMAHAN QS AL LAHAB DAN AN NASR
a. QS Al Lahab
1. binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa[1607].
2. tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.
3. kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak.
4. dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar[1608].
5. yang di lehernya ada tali dari sabut.
[1607]   Yang dimaksud dengan kedua tangan Abu Lahab ialah Abu Lahab sendiri.
[1608]   Pembawa kayu Bakar dalam bahasa Arab adalah kiasan bagi penyebar fitnah. isteri Abu Lahab disebut pembawa kayu Bakar karena Dia selalu menyebar-nyebarkan fitnah untuk memburuk-burukkan Nabi Muhammad s.a.w. dan kaum Muslim.

b. QS. An Nasr
1. apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
2. dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong,
3. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.

3. ISI KANDUNGAN QS AL LAHAB DAN AN NASR TENTANG PROBLEMATIKA DAKWAH
Dakwah dan premlematikanya adalah dua unsur yang tidak dapat dipisahkan. Dalam dakwah pasti akan selalu diikuti adanya sebagai macam problematika.
1). Dakwah
             Menurut bahasa, dakwah berarti ajakan, seruan, dan panggilan. Menurut istilah islam, dakwah berarti setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak, dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah swt, sesuai garis akidah, syariat, dan akhlak islamiah. Orang yang berdakwah disebut dai, sedangkan orang yang menjadi objek dakwah disebut mad’u.
             Selain kata dakwah, kita juga mengenal kata tablig. Menurut bahasa, tablig berarti penyampaian. Menurut istilah, tablig berarti menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia untuk dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilakdanakan agar memperoleh kebahagiaan didunia dan diakhirat. Orang yang bertablig disebut mubalig.
             Dalam kehidupan sehari-hari, antara kata dakwah dan tablig diartikan sama. Hal ini disebabkan tujuan ke dua kegitan tersebut sama, yaitu mengajak orang agar mau mengamalkan ajaran Islam.
             Allah swt, memerintahkan kita untuk berdakwah, diantaranya dalam ayat-ayat berikut ini.

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (١٠٤) آل عمران

Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. (Q.S Ali ’Imran/3: 104)
          Selain menjelaskan tentang perintah berdakwah, ayat diatas juga menjelaskan bentuk-bentuk dakwah, yakni amar ma’ruf nahi munkar. Amar ma’ruf berarti mencegah dari peerbuatan munkar. Pada kenyataan nya, dakwah pada masa sekarang lebih banyak amar ma’ruf.
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (١٢٥) النحل
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu denga hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhamu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengutahui siapa yang dapat petunjuk. (Q.S. an-Nahl/16: 125)
          Selain perintah berdakwah dalam surah An-Nahl Ayat 125, ayat tersebut juga memberikan metode dalam berdakwah. Metode itu adalah bil-hikmah, bil-mau’izah hasanah, dan bil-jidal.
          Dakwah bil-hikmah (dengan bijaksana), artinya perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara hak dan batil. Dakwah harus disampaikan dengan keterangan yang tegas dan jelas, tadak ragu atau bimbang. Dengan demikian, objek dakwah dapat mengetahui ajaran Islam dengan sebenernyatanpa keraguan.
          Dakwah bil-mau’izah hasanah, artinya dakwah dengan memberikan nasehat yang baik. Objek dakwah adalah manusia yang memiliki akal dan pikiran. Oleh sebab itu, dai harus memiliki sifat terpuji, sopan, dan santun dihadapan objek dakwah. Sifat-sifat tersebut dapat menarik simpati dari para objek dakwah. Dengan demikian, insya Allah dakwah dapat berjalan baik.
          Dakwah bil-jidal, artinya dakwah secara biolagis, jika objek dakwah kaum terpelajar, dakwah ini akan lebih menarik. Seseorang dai harus memiliki wawasan yang luas sehingga tidak menutup kemungkinan seseorang dai memiliki pengetahuan dibidang umum. Dengan demikian, seorang dai tidak hanya mampu menjawab masalah kehidupan agama. Lebih jauh dari itu, ia mampu menjawab permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
          Selain ketiga metode tersebut, ada dakwah yang tidak kalah pentingnya, yakni dakwah bil-hal. Dakwah ini lebih mengedepankan keteladanan. Selain dakwah secara lisan, seorang daidituntut memberikan contoh riil dalam kehidupan sehari-hari. Contoh dakwah bil-hal, antara lain memberikan bantuan kepada masyarakat yang sedang mendapat musibah.
2) Problematika Dakwah
Problematika dakwah berarti permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan dakwah. Permasalahan seputar pelaksanaan dakwah dipengaruhi dua faktor, yakni kondisi intern dan ekstern.
          Kondisi intern lebih bertumpu pada diri seorang dai. Seorang dai yang tidak menguasai materi dakwah, belum mampu melaksanakan ajaran syariat dalam kehidupannya, dan tidak mampu berkomunikasi dengan baik sering menjadikan dakwah tidak dapat diterima dengan baik oleh objek dakwah. Dengan demikian, seorang dai dituntut benar-benar menguasai materi, pelaksanaan meteri, dan ber-komunikasi dengan baik.
          Kondisi ekstern adalah kondisi dari luar, seperti lingkungan, media, dan pengaruh orang lain. Banyak acara TV yang cenderung memberikan gaya hidup yang tidak mendidik, seperti hidup komsumtif, mode pakaian yang tidak sesuai syariat, dan pergaulan bebas. Lingkungan yang kurang mendukung penerapan ajaran agama dan tidak memedulikan perkembangan anak juga memengaruhi proses dakwah. Belum lagi, kegiatan misionaris agama lain yang setiap saat mengancam pengalihan akidah. Semua itu perlu disikapi dengan kegigihan sehingga tidak mudah puutus asa dalam menjalankan dakwahnya.