Translate

Minggu, 06 Mei 2018

NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN


RINGKASAN
MEMPERKOKOH, MENGAKTUALISASIKAN DAN MELESTARIKAN NILAI-NILAI KEPAHLAWANAN, KEPERINTISAN, KEJUANGAN DAN KESETIAKAWANAN SOSIAL (K3KS) BAGI GENERASI PENERUS DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Oleh: M. Yusuf, S.Ag
Pembelajaran sejarah di jenjang persekolahan, tidak dapat dilepas dari permasalahan yang ada pada LPTK.
Pelajaran Sejarah Selayang Pandang merupakan kajian tentang masa lampau manusia, aktivitas manusia di bidang politik, militer, sosial, agama, ilmu pengetahuan dan hasil kreativitasnya (seni, musik, literatur dan lainnya.
Unsur-unsur yang melekat pada sejarah adalah manusia, peristiwa, masa lalu, catatan/rekaman peristiwa, tempat/ruang kejadian dan kronologis, kegiatan inquiry/interpretasi dari suatu peristiwa masa lampau secara ilmiah pada tiga aspek utama yang menggambarkan secara keseluruhan dari pengertian sejarah, yaitu peristiwa, manusia dan waktu. Peristiwa yang terjadi hanya satu kali, bersifat unik. Peran manusia dalam melakoni peristiwa tersebut dan waktu terjadinya peristiwa tersebut.
Internalisasi Nilai K3KS Kepahlawanan, Keperintisan, Kejuangan dan Kesetiakawanan Sosial (K3KS) menunjuk pada kata sifat. Muara dari keempatnya adalah nilai yang sepantasnya dijunjung tinggi.
Praktik pendidikan kita selama lebih dari 30 tahun sukses menjadikan warga negeri ini manusia yang kaya pengetahuan tapi gersang nilai, termasuk nilai K3KS. Para guru tidak lebih dari seorang transmiter yang berfungsi memindahkan pengetahuan yang ada dalam dirinya ke anak didiknya.
Jika K3KS dipandang sebagai nilai (nilai dalam terminologi pendidikan didefinisikan sebagai suatu yang sangat dihargai atau dijunjung tinggi) dikaitkan dengan pembentukan kepribadian (termasuk budi pekerti) maka implementasi K3KS boleh jadi sama dengan pendidikan budi pekerti.
Sekolah yang baik, adalah sekolah yang tidak hanya mampu mencerdaskan anak didiknya secara intelektual, namun mampu menanamkan nilai-nilai luhur, seperti kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial.
Kepahlawanan berhubungan dengan Pahlawan Nasional dan Keluarga Pahlawan Nasional.
Keperintisan berhubungan dengan Perintis kemerdekaan dan Janda/ Duda Perintis Kemerdekaan.
Kejuangan (heroisme) berhubungan dengan semangan juang 45 mencapai kemerdekaan
Kesetiakawanan Sosial berhubungan dengan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional merupakan peringatan untuk mengenang, menghayati dan meneladani semangat persatuan, kesatuan, kegotongroyongan dan kekeluargaan rakyat Indonesia
Berhubungan dengan kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial di atas, diperlukan sebuah alat ukur yang disebut dengan nilai-nilai. Nilai Kepahlawanan/Keperintisan adalah sikap dan perilaku yang dilandasi dengan sifat-sifat berani, jujur, pantang menyerah, dan tanpa pamrih dalam melaksanakan perjuangan membela tanah air baik untuk memperjuangkan maupun menegakkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan Kesetiakawanan Sosial adalah bagian dari nilai, sikap dan perilaku pro sosial yang berakar dari tata budaya nusantara dan masyarakat majemuk Indonesia berdasarkan Pancasila.
Memperkokoh berakar dari kokoh (kukuh), yaitu kuat (tidak mudah roboh atau rusak) atau teguh (tetap pendirian, hati, dsb); memperkukuh yakni menjadikan (lebih) kukuh.
Mengaktualisasikan berakar dari aktual yakni berdasarkan kenyataan; benar-benar terjadi; atau baru terjadi, sedang sangat digemari; sedang menjadi pembicaraan. Aktualisasi merupakan perihal mengaktualkan; pengaktualan.
Melestarikan berakar dari lestari artinya tetap seperti keadaannya semula; tidak berubah; kekal; melestarikan adalah menjadikan (membiarkan) tetap tidak berubah; membiarkan tetap sepeti keadaannya semula.
Nilai mempunyai pengertian kumpulan sikap perasaan ataupun anggapan terhadapsesuatu hal mengenai baik-buruk, benar-salah, patut-tidak patut, mulia-hina, maupun pentingatau tidak penting. Nilai adalah gagasan mengenaiapakah pengalaman berarti atau tidak berarti, nilai juga mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang dalam mengambil keputusan.
Generasi diartikan pula dengan sekalian orang yang kira-kira sama waktu hidupnya; angkatan; turunan maupun masa orang-orang satu angkatan hidup.
Penerus memiliki arti yang meneruskan (melanjutkan; menggantikan).
Kabupaten Indragiri Hilir pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang Bupati.
Kepahlawan. Kata ”kepahlawanan” diartikan dengan “perihal yang berhubungan dengan pahlawan, seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban”.
Keperintisan. Keperintisan merupakan bagian dari unsur kepahlawanan, oleh sebab itu unsur-unsur kepeloporan, keperintisan, dan kejuangan, semuanya merupakan bagian dari unsur kepahlawanan.
Kejuangan. Kejuangan berasal dari kata juang yang secara bebas dapat diartikan “berjuang dan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan”, dan kejuangan itu sendiri adalah perihal yang menyangkut dengan berjuang.
Kesetiakawanan Sosial. Kesetiakawanan sosial adalah bagian dari nilai, sikap dan perilaku pro sosial yang berakar dari tata budaya nusantara dan masyarakat majemuk Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Bentuk Sifat Kepahlawanan. Keberanian, Kesabaran, dan Pengorbanan
Bentuk Sikap Kepalawanan. Kritis, Jujur, Tanggung Jawab, Disiplin, Kasih Sayang, dan Ikhlas
Memperkenalkan Penokohan Pahlawan. Pahlawan oleh masyarakatnya dijadikan sebagai simbol yang kemudian diberi muatan-muatan yang dibebani dengan nilai-nilai moral yang serba hebat dan besar, bahkan jadi tokoh lagendaris, yang ke-“ada”anya telah mengalami peralihan.
Nilai Kepahlawanan. Nilai kepahlawanan berpangkal pada suatu tindakan yang didalamnya terdapat rasa keberanian diri, kesabaran dan pengorbanan dari seseorang yang rela berkorban demi tercapainya tujuan yang diinginkan dengan dilandasi oleh sikap tanpa pamrih pribadi.
Nilai-Nilai Kepahlawanan, Nilai-nilai kepahlawanan seperti nilai rela berkorban, cinta tanah air, kerja keras, keteladanan, kejujuran, demokratis, mandiri, dan bertanggungjawab harus diintegrasikan dalam pendidikan karakter mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn), Sejarah, Ilmu-ilmu sosial, dan Bahasa Indonesia.
Pelestarian dan Pengembangan Nilai Kepahlawanan. Nilai Kepahlawanan merefleksikan adanya muatan nilai, bahwa seorang pahlawan memiliki sifat yang berani, memiliki sifat kejuangan, berjuang tanpa pamrih, berani berkorban, dan memiliki sifat berfihak ke yang benar.
Selama ini nilai kepahlawanan cenderung ditonjolkan berkaitan dengan nilai heroik, “pejuang dianggap orang yang gagah berani di medan perang”, dan kalau meninggal akan dimakamkan taman pahlawan, sepertinya nilai kepahlawanan memiliki orbit yang sempit. Padahal tidak seluruh pahlawan itu harus identik dengan heroik dan tidak harus berkuburkan di makam pahlawan; Pengertian tersebut ternyata tidak merangkul semua pahlawan yang ikut berjuang pada periode tersebut, karena banyak pahlawan lahir saat itu tanpa memanggul senjata, seperti Soekarno, Hatta, Yamin, Syahrir, dan lain-lain. Mereka justru memperjuangkan ide, yaitu pemikiran bahwa sebuah kemerdekaan itu penting. Hal-hal yang diperjuangkan itu adalah berupa buah fikiran, konsep yang dapat diterapkan di dunia real yang dapat merubah kondisi sosial masyarakat ke arah lebih baik.
Mengenal Nama-nama Pahlawan Kabupaten Indragiri Hilir. Letda Mohammad Boya, H. Khalidi, Syekh Abdurrahman Siddiq, H. Abd. Hamid Abdullah, Tengku Sulung, H. Suntung Ardi, H. Hasan, H. Sidik, H. Samsi, Moeharom, Umar Hasan, H. Muhdi, Abd Manaf, Mat Moedji, Maryoto, Kadimin, Arpandie, Zainal Arifin, Karnoso, Dulsaid, Husin Basri, A. Boechri, Muchalim, dan tiga nama pahlawan tak dikenal lainya.


·         Nilai-nilai kejuangan bangsa yang muncul sesuai dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara dalam periode ini bukannya tidak ada. Nilai keterbukaan, kebebasan bahkan nilai-nilai yang bersifat anti ketidak benaran seperti Anti-Korupsi, Anti-Kebodohan, Anti-Kemiskinan, Anti-Penyalahgunaan Narkoba dan lain-lainnya muncul sebagai antitese dari fenomena kehidupan masa kini.
·         Nilai-nilai kejuangan 1945 yang disinergikan dengan nilai-nilai yang ada pada masa kini apabila dengan konsisten dan konsekwen diimplementasikan disegala bidang kehidupan bangsa, niscaya apa yang kita idam-idamkan bersama yaitu negara Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera akan dapat terwujud.
·         Nilai-nilai Kejuangan bangsa (dulu dan masa kini) sebagai ‘senjata moril’ dalam menghadapi permasalahan pada masa kini.
·         Adanya poltical will dari pemerintah untuk penanaman nilai-nilai kejuangan bangsa sejak dini kepada generasi muda melalui kegiatan sosialisasi Nilai-Nilai Kejuangan yang dilakukan secara berkelanjutan.

Pola baru dalam implementasi Nilai Kesetiakawanan Sosial dalam aksi nyata membuka
akses dan peran seluas-luasnya pada masyarakat dan
stake holder mitra kesetiakawanan sosial
untuk berpartisipasi aktif dan mengambil peran strategis, sedangkan pemerintah memposisikan
diri untuk melakukan fasilitasi dan mendorong proses tersebut.
Sebagai bagian dari pendekatan program dengan pola baru, bidang Pengembangan Kesetiakawanan Sosial menterjemahkannya dalam bentuk aksi Bulan Bakti Kesetiakawanan Sosial.
Bulan Bakti Kesetiakawanan Sosial adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terarah, terencana dan berkelanjutan dari, oleh dan untuk masyarakat guna memperkokoh, memelihara, meningkatkan serta mengembangkan kesetiakawanan sosial.
Bulan Bakti Kesetiakawanan Sosial (BBKS) sebagai upaya untuk mempertahankan dan menyemai kembali modal sosial berupa nilai-nilai Kesetiakawanan Sosial di tengah masyarakat
Kegiatan BBKS ini menggunakan 4 kelompok akun yaitu : belanja bahan (521211) untuk membiayai atk, dokumentasi dan pelaporan, konsumsi dan snack, spanduk dan umbulumbul, Honor Output kegiatan (521213) untuk membiayai Honor Pembina, Koordinator, Panitia dan staf sekretariat 4 orang, Akun Belanja sewa (522141) untuk membiayai sewa tenda kursi dan soundsistem dan belanja perjalanan dinas dalam kota (524113) untuk transport panitia pelaksana. Anggaran ini dipergunakan pada saat acara puncak BBKS di daerah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar